BPS Kesusahan Dapat Data Transaksi E-Commerce
- Arrijal Rachman/VIVA.co.id.
VIVA – Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengungkapkan, sejumlah kendala yang ditemui institusinya dalam melakukan pendataan transaksi perdagangan secara elektronik, atau e-Commerce. Sehingga, pendataan yang dijadwalkan rampung pada Februari 2018 batal dipublikasikan.
Suhariyanto mengatakan, belum selesainya pendataan tersebut, karena masih terkendalanya sosialisasi dan pendekatan kepada pelaku usaha e-Commerce. Karena itu, data yang diperoleh belum maksimal saat ini.
"Karena ini baru pertama kali, jadi kita masih perlu pendekatan lebih lagi kepada para pelaku untuk menyadarkan mereka bahwa data e-Commerce, tidak hanya penting bagi pemerintah atau kita. Tetapi, juga buat mereka," ungkap Suhariyanto di kantornya, Kamis 14 Februari 2018.
Saat ini, data yang sudah ada baru mencakup jumlah perusahaan yang bergerak di bidang e-Commerce. Pendataan ini diperoleh dari perekaman data terhadap anggota Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) melalui kuisioner yang disampaikan melalui surat elektronik atau e-mail.
Sedangkan data yang masih terkendala dan menjadi sumber utama yang diharapkan BPS adalah transaksi, nilai, dan volume, merchant atau penjual, unique buyer, investasi, metode pembayaran, tenaga kerja, dan teknologi.
"Kita perlu meneliti pergeseran preferensi konsumen ini kan penting untuk mereka," paparnya
Lebih lanjut, dia belum bisa memastikan kapan kiranya pendataan tersebut akan rampung dan dapat dipublikasikan kepada masyarakat.
"Sebenarnya, e-Commerce ini kan cara transaksi saja. Behaviour ini perlu diteliti lebih dalam," ungkap Suhariyanto yang akrab di sapa Kecuk.