Jangan Cemas, Transformasi Digital Tak Hilangkan Pekerjaan
- Pixabay
VIVA – Ketakutan akan perubahan di masa depan bisa menghambat perkembangan suatu perusahaan. Termasuk saat perusahaan ingin berubah menyesuaikan dengan era digital. Namun, untuk berubah dalam era tersebut, perusahaan kadang menghadapi penolakan dari internal.
Dalam penelitian yang dilakukan Microsoft dan IDC, Indonesia berada dalam jalur yang benar dalam transformasi digital. Dari studi itu, diperkirakan pada 2021, produk domestik bruto Indonesia bisa mencapai 40 persen dari produk dan layanan digital.
Head of Consulting Department IDC Indonesia, Mevira Munindra menyatakan, untuk mencapai angka 40 persen itu memang sangat sulit. Salah satu kendalanya yakni membangun kultur dan kebiasaan baru dan mengganti hal baru. Maka kadang terjadi penolakan saat akan transformasi ke era digital, karyawan merasa takut digantikan oleh teknologi.
"Yang harus diedukasi itu bukan digantikan, tapi transformasi di dalamnya. Karena perubahan itu konstan. Dan kebutuhan perusahaan juga," ujarnya ditemui di Jakarta, Selasa 13 Februari 2018.
Para pegawai perusahaan yang bertransformasi digital memang harus diberikan pendidikan lagi soal perubahan teknologi digital. Salah satunya untuk mengetahui bahwa transformasi di tubuh perusahaan bukan menjadikan mereka kehilangan pekerjaan. Selain itu, transformasi digital, bertujuan agar mampu bersaing dari keahlian yang mereka miliki.
Menurut Mevira, tugas perusahaan memberitahukan dan mengedukasi pegawainya soal transformasi digital. Karena orang-orang yang terlibat di dalamnya merupakan komponen penting dari transformasi tersebut.
"Buat training-training. Harus menciptakan job role baru, setidaknya memberi bantuan mereka untuk berubah," katanya.
Ia menegaskan, dengan semakin cepatnya suatu perusahaan bisa beradaptasi maka semakin cepat mereka bisa bertransformasi termasuk transformasi digital.