IMF Naikkan Proyeksi Ekonomi Global, China-AS Jadi Sorotan

Managing Director IMF Christine Lagarde (kanan) dan Menkeu Sri Mulyani (kiri).
Sumber :
  • REUTERS / Mike Theiler

VIVA – Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2018 dan 2019, dari 3,7 persen menjadi 3,9 persen untuk keduanya. Ekonomi dua raksasa ekonomi dunia yaitu Amerika Serikat dan China jadi sorotan, karena memiliki kontribusi paling besar terhadap ekonomi global. 

BI Ungkap Sederet Tantangan Perubahan Arah Kebijakan Negara Maju ke Ekonomi RI

Dilansir dari Reuters, Rabu 24 Januari 2018, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan meningkat menjadi 2,7 persen tahun ini, naik dari proyeksi sebelumnya pada Oktober 2017 sebesar 2,3 persen. Tapi, pada 2019, ekonomi AS diperkirakan kembali melambat menjadi 2,5 persen. 

IMF mempertahankan ramalannya untuk pertumbuhan di pasar negara berkembang untuk tahun ini dan tahun depan. Perekonomian China diperkirakan melebar 6,6 persen tahun ini dan melambat menjadi 6,4 persen pada 2019.

Gubernur BI Prediksi Ekonomi Dunia Bakal Melambat dan Inflasi Tinggi Dipicu Kebijakan Tarif AS

Sementara itu, IMF juga merevisi perkiraan pertumbuhan untuk kawasan Euro, terutama untuk Jerman, Italia, dan Belanda. "Yang dicerminkan dari momentum kuat permintaan domestik dan permintaan eksternal yang lebih tinggi," ujar Managing Director IMF, Christine Lagarde.

Namun, IMF mengurangi perkiraan pertumbuhan Spanyol untuk 2018 sebesar 0,1 persen, dengan mengatakan bahwa ketidakpastian politik terkait dengan dorongan independen kawasan Catalonia diperkirakan berdampak pada kepercayaan dan permintaan bisnis.

Demi Capai SDG's, Luhut dan PM Kenya Teken Perjanjian Soal Aliansi Keuangan Campuran Global

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jepang direvisi naik menjadi 1,2 persen tahun ini dan 0,9 persen pada 2019. IMF mempertahankan proyeksi pertumbuhan Inggris di 1,5 persen tahun ini.

Gedung BNI.

BNI Ungkap 5 Langkah Hadapi Gejolak Ekonomi Global di 2025

Ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan di 2025, terutama untuk sektor perbankan.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025