Mirip Nepal dan Tibet, Pemukiman Warga Ini Ternyata di Magelang
- vstory
VIVA – Sejauh mata memandang, kita akan disuguhi pemandangan rumah bertumpuk mirip anak tangga terasering. Kondisi geografis alam yang terlihat ekstrem ini membuat warga harus bermukim di lereng pegunungan.
Kontur yang unik mirip seperti pemukiman warga di Nepal atau Tibet, kini justru nampak menakjubkan. Bahkan selalu mengundang wisatawan untuk datang sekadar memotret atau menikmati indahnya pemandangan alam di sekitarnya.
Sempat viral di internet, pemukiman ekstrem ini adanya di Kabupaten Magelang. Tepatnya Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik. Rumah-rumah warga tampak bertumpuk di lereng Gunung Sumbing.
Untuk menyusuri pemukiman ini, harus ekstra hati-hati karena jalannya menanjak curam. Meski terlihat berbahaya, warga setempat sudah terbiasa dengan kontur wilayah seperti itu.
“Ya bagaimana lagi, karena keadaan lahan kami seperti itu jadi (warga) menyesuaikan dan sudah biasa,” ujar Kepala Dusun Butuh, Lilik Setiyawan saat dikunjungi di Basecamp Gunung Sumbing, Kabupaten Magelang beberapa waktu lalu.
Jika memiliki cukup nyali, untuk menyusuri jalan setapak menuju Basecamp Gunung Sumbing juga bisa menyewa ojek motor seharga Rp10 ribu. Tapi harus berpegangan erat ya, karena motor akan melaju kencang di sepanjang jalan yang menanjak curam.
Selain melihat pemukiman yang unik, pengunjung juga bisa melanjutkan perjalanan mendaki Gunung Sumbing lewat Basecamp yang letaknya sekitar 1.700 mdpl. Namun, jika masih pemula, ada tawaran berkemah yang cukup menarik. “Namanya Camping Ceria, bisa untuk keluarga karena medannya belum terlalu sulit. Lokasinya cukup dekat dari sini (Basecamp),” ungkap Lilik.
Tidak sampai di situ, sembari menikmati indahnya panorama lereng Sumbing, pengunjung bisa singgah ke Masjid Baitut Taqwa. Masjid ini dibangun dengan dana swadaya masyarakat mencapai empat miliar rupiah.
Berukuran 30x25 meter, masjid ini dibangun dua lantai sejak 2011. Menurut rencana, masjid Baitut Taqwa baru akan diresmikan pada 2021, genap 10 tahun dari pembangunannya. “Masjid ini akan jadi wisata religi kebanggaan kami karena swadaya murni tidak ada bantuan dari manapun,” pungkasnya.