Perubahan Psikologi Anak Usia Dini akibat Sekolah Virtual

Potret anak usia dini sedang sekolah virtual menggunakan smartphone (Foto/ M Agung Rajasa)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Anak usia dini merupakan masa penanaman moral maka dari itu sifat anak-anak rentan berubah sesuai dengan lingkungan dan pengamatan. Kita Sebagai orang tua tentu tahu adanya sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini adalah upaya pembentukan moral anak-anak agar dapat ditata dengan etika.

Setahun pandemi Corona menimbulkan dampak tersendiri pada Psikologi dan perkembangan anak usia dini. Pandemi ini memunculkan ide sekolah virtual yaitu proses belajar dan mengajar dengan memanfaatkan teknologi dan internet yang dilakukan di rumah masing-masing.

Kita lihat bahwa pembelajaran secara virtual juga diterapkan pada anak usia dini yang masih bersekolah di tingkat pendidikan anak usia dini.

Mungkin dari kita yang mempunyai adik masih berumur usia dini di bawah 5 tahun merasakan adanya pengaruh pemakaian teknologi pada psikologi anak. Dengan mengamati kegiatan anak pada pagi sampai sore tidak lepas dari penggunaan smartphone.

Pagi hari belajar menggunakan smartphone kemudian saat bermain dengan teman-temannya juga anak bermain smartphone. Sebagai orang dewasa tentu kita harus mewaspadai penggunaan smartphone pada anak.

Mungkin belum banyak dari kita tahu bahwa keseharian anak tersebut anak mengalami screen addict. Apa kalian tahu screen addict? Screen addict yang dimaksud ialah kecanduan menatap layar smartphone, Tablet atau komputer.

Sebagai orang tua harus memahami perilaku anak. Apakah anak mengalami perubahan psikologi dari penggunaan teknologi atau tidak. Misalkan saja dari perilaku anak yang mudah marah karena smartphone yang mereka gunakan diambil.

Hal-hal yang paling membahagiakan adalah melihat tumbuh kembang si Kecil. Tapi mama juga perlu memperhatikan Psikologi Anak. Bagaimana caranya?

Berikut dampak sekolah virtual dari penggunaan smartphone pada psikologi anak usia dini yang harus kita ketahui yaitu :
1. Pembelajaran anak usia dini menggunakan smartphone menyebabkan keterlambatan belajar pada anak. Kita lihat bahwa anak lebih tertarik menggunakan smartphone untuk bermain game dibandingkan untuk belajar. Menurut mereka belajar membosankan dan kurang menarik maka hal ini akan berpengaruh pada kognitif anak.

2. Membuat anak kurang berpikir kreatif, seharusnya anak bermain sambil belajar untuk mengembangkan kreativitas anak. Tentu kita akan melihat perbedaan pada anak yang hanya bermain smartphone memiliki daya pikir yang lambat. Berbeda dengan anak yang bermain sambil belajar memiliki daya pikir yang tanggap.

3. Membuat anak kehilangan rasa percaya diri dan anak kurang memiliki rasa empati terhadap lingkungan sosialnya. Hal ini disebabkan anak hanya fokus pada smartphone yang digunakan. Membuat mereka kurang berinteraksi dengan teman-teman seumurannya.

4. Anak memiliki sifat individualis karena anak dapat mengembangkan berbagai masalah mental seperti kesepian dan kecemasan. Hal ini timbul karena kurangnya interaksi sosial antara anak dengan lingkungan sosial.

5. Anak akan lebih agresif dan sulit mengendalikan emosinya. Kita ketahui anak akan merasa kesal saat diatur menggunakan smartphone. Tidak jarang anak akan marah pada orang tua dan memukul orang tua. Sikap tersebut anak mengalami perubahan moral, seharusnya anak menuruti dan bersikap baik pada orang tua.

6. Menyebabkan anak kurang memiliki rasa keberanian karena anak merasa takut akan lingkungan luar rumah. kita lihat anak terbiasa melakukan semua kegiatan di dalam rumah mulai dari belajar dan bermain dilakukan di dalam rumah.

Cara menangani psikologi pada anak usia dini selama pembelajaran secara virtual dengan adanya bimbingan orang tua sangat mempengaruhi agar anak tidak kecanduan teknologi.

Kita sebagai Orang tua harus merangkul anak agar anak merasakan kepedulian dan kasih sayang orang tua. Tentu kita sebagai orang tua dapat melakukan berbagai cara misalkan menggunakan metode pembelajaran yang menarik tanpa menggunakan smartphone.

Dapat dilakukan dengan memanfaatkan mainan anak misalkan orang tua mendampingi anak belajar berhitung dengan menggunakan miniatur robot ataupun balok kayu yang anak suka.

Kita tahu mainan anak memiliki warna dan bentuk yang menarik yang akan membuat anak merasa tertarik untuk belajar, dibandingkan dengan menggunakan smartphone yang membuat konsentrasi anak teralihkan pada permainan di smartphone. Orang tua utamanya membentuk hubungan dan mental anak. Ketika anak sudah bisa di kontrol di rumah, mereka akan bisa lebih siap menghadapi perkembangan zaman.

 

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.