Pertanian pada Masa Yunani Kuno

Tembok dan struktur tanah yunani.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Peradaban Yunani kuno dalam pandangan para sejarawan dunia merupakan penggagas dasar bagi peradaban Barat. Budaya Yunani telah lama memberikan pengaruhnya yang kuat bagi masyarakat di Eropa sejak zaman kekaisaran Romawi.

Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena sudah sejak lama Yunani dikenal dengan "gudang" filsuf terkemuka dunia. Yunani kuno memegang pengaruh yang kuat pada banyak ilmu pengetahuan seperti matematika dengan tokoh terkenalnya yaitu pythagoras, kemudian sistem pendidikan dengan banyak tokoh terkenalnya dan Aristoteles adalah salah satunya, dalam bidang filsafat terdapat trio filsuf Yunani:Socrates,Plato,dan Aristoteles.

Ukiran tokoh-tokoh Yunani Kuno

Di balik itu semua peradaban Yunani kuno tentunya tidak bisa terlepaskan dari aspek-aspek kehidupan layaknya peradaban pada umumnya. Seperti halnya bagaimana gaya mereka dalam sebuah kehidupan dalam berpakaian, bentuk rumah dan tentunya juga pertanian pada masa tersebut.

Menurut Michael E Skinner dalam bukunya yang berjudul Dari Revolusi Neolitik hingga Pertanian Kuno. Pertanian penting bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok dan juga pertanian adalah sebagai fondasi ekonomi Yunani kuno, hampir sekitar 80% populasi terlibat dalam kegiatan ini.

Letak geografis Yunani yang berupa lembah subur membuat orang Yunani kuno menanam sereal(meskipun biasanya diterjemahkan sebagai gandum sebenarnya bisa menunjukkan semua jenis biji-bijian serealia) terutama gandum yang mencapai 90ri jenis sereal yang ditanam. Karena mereka sadar akan nilai gizi gandum yang lebih baik dan juga pertumbuhannya tidak terlalu menuntut dan lebih produktif.

Di dalam buku Etika Ekonomi dan Manajemen karya M. Dawam Rahardjo dijelaskan bahwa, bangsa Yunani melakukan perdagangan dengan sangat tidak dibatasi dan negara hanya mengendalikan suplai gandum.

Dengan demikian gandum dijadikan bahan pokok utama bagi bangsa Yunani yang pengendaliannya dilakukan langsung oleh Negara.

Terdapat pula tanaman zaitun yang buah zaitunnya diolah kemudian minyaknya dijadikan bahan mentega,sabun,serta minyak lampu pada masa itu. Penanaman pohon zaitun secara besar besaran hanya oleh bangsa Aristocrat.

Foto pohon zaitun (sumber:https://commons.wikimedia.org/filr: OliveTreefromGreece.jpg)

Menurut Michael tumbuhnya pohon zaitun berawal dari sejarah Yunani awal. Perkebunan zaitun adalah investasi jangka panjang karena dibutuhkan waktu lebih dari dua puluh tahun bagi pohon untuk menghasilkan buah, dan hanya menghasilkan buah setiap tahun.

Masyarakat Yunani juga dapat menanam anggur, karena bentuk tanah yang berbatu namun membutuhkan banyak perawatan. Anggur dijadikan minuman oleh masyarakat Yunani yang juga diminta di tempat lain.

Dari beberapa tanaman inti tersebut masyarakat Yunani juga menambahkan dengan kebun sayur sejenis:kubis,bawang,bawang putih,lentil,kacang polong,kacang-kacangan dan kebun herbal seperti :sage,daun mint,timi,gurih,oregano. Kebun termasuk yang dari pohon ara,kacang almond,apel,dan pir. Tanaman biji minyak seperti rami,wijen,dan opium juga ditanam.

Dalam proses pengerjaan di bidang pertanian di bagi ke dalam beberapa bagian waktu, dikarenakan pada masa Yunani tersebut terbagi ke dalam beberapa musim, seperti panen zaitun yang berlangsung dari akhir musim gugur hingga awal musim dingin, baik menggunakan tangan atau dengan tiang sebagai alat bantu proses panennya.

Kemudian mereka ditempatkan di keranjang anyaman dan kemudian dibiarkan agar berfermentasi selama beberapa minggu sebelum ditekan. Minyak disimpan dalam vas untuk digunakan nanti dan ini juga merupakan waktu untuk pemangkasan pohon dan tanaman merambat serta panen tumbuhan polong.


 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.