Misteri Tewasnya Pemilik Vila Isola Bandung

MISTERI VILLA ISOLA BANDUNG
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pelesir ke Bandung memang selalu menyenangkan buat saya. Selain karena saya pernah lama tinggal di Bandung, namun juga karena Bandung selalu menyimpan banyak cerita yang unik dan menarik, baik kisah baru maupun kisah lama.

Salah satu kisah lama yang saya suka adalah kisah tragis tentang orang kaya raya pemilik megahnya Vila Isola. Nama Vila Isola mungkin tidak banyak yang mengenalnya. Karena nama ini sudah diganti dengan Bumi Siliwangi yang sekarang menjadi gedung rektorat Kampus UPI (yang dulu dikenal dengan IKIP).

Saya berkesempatan mengunjungi vila ini setelah mengalami renovasi di bagian depan. Saya, ilham, bedul kebetulan janjian untuk menemani Peter Van Dongen, seorang komikus Belanda yang antusias dengan sejarah dan bangunan-bangunan era kolonial di Indonesia.

Vila Isola adalah sebuah vila yang dimiliki oleh Dominique Willem Berretty, seorang “raja koran” keturunan indo Jawa-Belanda yang sangat kaya raya. Kehidupannya konon sangat mewah dan glamor pada masanya.

Pembangunan vila ini pun dilakukan pada masa krisis global. Namun Tuan Berretty sanggup mengeluarkan uangnya yang sangat mahal (sekitar 250 miliar rupiah) untuk membayar seorang arsitek terkemuka saat itu yaitu Charles Prosper Wolff Schoemaker, yang memliki kontribusi besar dalam pembangunan gedung-gedung kolonial di Bandung.

Desain arsitektur Vila Isola ini sangat terasa bergaya art deco. Di masa itu, Belanda memang sedang dalam pamornya membangun bangunan-bangunan yang memiliki ciri khas atau keunikannya tersendiri.

Schoemaker nampaknya mewujudkan ciri tersebut dengan desain bangunan vila yang terbilang unik atau berbeda dengan desain bangunan yang umumnya bergaya campuran Eropa dan Hindia Belanda. Sementara desain Vila Isola lebih kuat terasa gaya bangunan Eropanya dibanding gaya bangunan tropisnya.

Menurut beberapa arsitek Indonesia, detail desain bangunan Vila Isola dinilai tidak ramah dengan cuaca Indonesia yang penghujan. Namun di balik kehebatan dan megahnya vila ini, siapa yang menyangka jika Berretty ini punya kehidupan yang kacau balau?

Sejak vila ini berdiri, Berretty tidak sempat menikmati lama tinggal di vila yang berlokasi di Jl. Setiabudi ini. Kehidupan mewahnya membawa ia hidup dengan banyak intrik dengan pemerintahan Hindia Belanda. Berretty memang dikenal memiliki kedekatan dengan pemerintah Hindia Belanda hingga korannya pun disinyalir sering menjadi corong pemerintah Belanda.

Namun ia pun memiliki kedekatan khusus dengan pemerintah Jepang, yang kemudian membuat geram pemerintah Belanda. Kehidupan yang penuh intrik ini membuat Berretty sering menyendiri dan enggan bertemu banyak orang. Tidak heran jika Vila Isola yang tenang dan damai ini dijadikan semacam tempat untuk berdiam diri oleh Berretty.

Di bagian dalam vila tertulis “M’ Isolo E Vivo” yang artinya ‘menyendiri untuk bertahan hidup’. Celakanya lagi, gaya hidup Berretty yang sering berganti-ganti istri sempat membuat seorang gubernur jenderal marah, karena yang dinikahinya adalah anak wanitanya.

Segala polemik dan intrik Berretty berujung pada akhir hidupnya yang tragis. Saat Berretty berada di Belanda, istrinya mengundang Berretty untuk pulang merayakan Natal ke Indonesia. Sayangnya, dalam perjalanan dari Belanda ke Indonesia, pesawat yang ditumpanginya jatuh di perbatasan Suriah.

Menurut laporan resmi, pesawat tersebut jatuh karena tersambar petir. Namun menurut info lain mengatakan jika pesawat tersebut jatuh karena ditembak oleh tentara Inggris. Info lain tadi menyebutkan bahwa kedekatan Berretty dengan pemerintah Jepang cukup membuat kerajaan Belanda dan Inggris menganggap orang ini berbahaya dan menjadi ancaman. Namun akhir dari kebenaran kisah jatuhnya pesawat yang ditumpangi Berretty hingga kini tidak pernah terungkap.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.