Revolusi Pendidikan: Guru Penggerak hingga Kepala Sekolah, Wujudkan Perubahan

Guru sedang mengajar (www.pixabay.com)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Revolusi dalam dunia pendidikan Indonesia terus menggeliat dan menemukan momentum barunya di tengah gelombang transformasi besar-besaran yang telah dicanangkan pemerintah. Salah satu tonggak paling monumental dalam perjalanan ini adalah lahirnya program-program seperti Pengangkatan ASN PPPK bagi guru honorer, Program Guru Penggerak (PGP), dan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Upaya ini bukan hanya menghadirkan kebijakan, melainkan mewujudkan harapan ribuan guru di seluruh pelosok negeri. Dalam konteks pendidikan modern, program ini dapat diibaratkan sebagai lilin yang menerangi ruang pendidikan yang selama ini terjebak dalam bayang-bayang birokrasi panjang dan ketidakpastian karier para pendidik.

Pendidikan merupakan fondasi utama bagi terciptanya masyarakat yang maju dan beradab. Sayangnya, selama bertahun-tahun, kesejahteraan dan status profesi guru sering kali dipandang sebelah mata, terutama bagi mereka yang berstatus honorer. Namun, revolusi pendidikan yang dilancarkan melalui pengangkatan lebih dari 700 ribu guru honorer menjadi ASN PPPK sejak 2018 menjadi angin segar bagi peningkatan kesejahteraan dan kepastian karier. Guru yang sebelumnya terombang-ambing dalam ketidakjelasan, kini bisa merasakan ketenangan, baik dari sisi finansial maupun profesional.

Tidak berhenti di situ, langkah progresif lain dilakukan dengan mengangkat lebih dari 90 ribu guru sebagai Guru Penggerak dalam empat tahun terakhir. Hal ini merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas para guru di Indonesia. Guru Penggerak menjadi motor penggerak perubahan, seperti penyejuk di tengah padang gurun kering, membawa harapan baru bagi dunia pendidikan yang lebih baik. Bahkan, lebih dari 12 ribu Guru Penggerak telah naik jabatan menjadi kepala sekolah, membuktikan bahwa program ini mampu menghadirkan kaderisasi yang berkualitas dan berkelanjutan di tingkat sekolah.

Perkembangan teknologi yang pesat tak luput menjadi bagian dari revolusi pendidikan ini. Kini, para guru diberikan kesempatan untuk belajar langsung dari pengajar Harvard mengenai pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Ini tidak hanya membuka wawasan baru bagi para pendidik, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan era digital yang semakin dinamis. Dengan adanya Platform Merdeka Mengajar (PMM), guru dapat dengan cepat meningkatkan kompetensi mereka tanpa harus menunggu antrean panjang dalam berbagai program pelatihan formal.

Ranah Pendidikan

Dalam ranah pendidikan, Guru Penggerak menjadi satu istilah yang mencerminkan harapan baru bagi dunia pendidikan Indonesia. Sebuah kebijakan yang tak hanya diimplementasikan di atas kertas, melainkan juga mewujudkan perubahan nyata di lapangan.

Dalam acara rakornas di Belitung, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMP) Kementerian dalam negeri, Sugeng Hariyono,  menyatakan bahwa "Program Guru Penggerak adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa kita memiliki guru-guru terbaik yang siap menghadapi tantangan zaman dan memberikan pendidikan berkualitas kepada generasi penerus." Ini menegaskan betapa strategisnya program ini dalam mencetak guru-guru yang mampu menjadi agen perubahan.

Pengangkatan lebih dari 700 ribu guru honorer menjadi ASN PPPK sejak 2018 menjadi salah satu pencapaian yang tak bisa dipandang sebelah mata. Dalam sebuah acara hari pendidikan yang dilaksanakan di Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, beliau menekankan bahwa "Guru honorer sering kali menjadi pahlawan tanpa tanda jasa di daerah-daerah terpencil. Melalui pengangkatan ini, kita tidak hanya memberikan pengakuan yang layak bagi mereka, tetapi juga memastikan bahwa pendidikan di seluruh pelosok negeri dapat terus berlangsung dengan tenaga pengajar yang lebih sejahtera dan berkualitas." Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya kesejahteraan guru dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dengan status sebagai ASN PPPK, para guru kini memiliki jaminan karier yang lebih pasti, sehingga dapat fokus sepenuhnya pada tugas mulia mereka sebagai pendidik.

Selain dari sisi kesejahteraan, peningkatan kompetensi guru menjadi fokus utama dalam revolusi pendidikan ini. Program Guru Penggerak, misalnya, telah mencatatkan lebih dari 90 ribu guru yang telah bergabung dan lebih dari 75 ribu calon Guru Penggerak sedang dalam proses pelatihan. Seorang akademisi pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta menyatakan, "Program Guru Penggerak menjadi salah satu bentuk lompatan besar dalam upaya meningkatkan kapasitas guru secara massif. Melalui program ini, kita mencetak guru-guru yang tidak hanya mumpuni dari segi akademik, tetapi juga memiliki leadership yang kuat dan mampu menjadi agen perubahan di sekolah mereka masing-masing." Program ini seakan-akan menjadi jembatan yang menghubungkan antara kebutuhan akan guru yang kompeten dengan sistem pendidikan yang membutuhkan penyegaran.

Program Guru Penggerak

Salah satu pencapaian yang paling mencolok dari Program Guru Penggerak adalah ketika lebih dari 12 ribu Guru Penggerak diangkat menjadi kepala sekolah. Ini bukan hanya sebuah penghargaan, melainkan bentuk pengakuan terhadap kemampuan mereka dalam memimpin perubahan di dunia pendidikan. Seorang Guru Penggerak yang telah diangkat menjadi kepala sekolah di Surabaya mengungkapkan, "Menjadi Guru Penggerak membuka banyak sekali kesempatan bagi saya untuk terus belajar dan berkembang. Dan kini, saya merasa lebih siap memimpin sekolah ini menuju perubahan yang lebih baik." Pengangkatan ini menunjukkan bahwa Program Guru Penggerak bukan hanya berhenti di tahap pelatihan, tetapi juga memberikan jalur karier yang jelas bagi para guru.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, pemerintah juga memberikan kesempatan bagi para guru untuk terus mengasah kemampuan mereka. Salah satu inisiatif terbaru adalah kolaborasi dengan Universitas Harvard, di mana para guru dapat belajar langsung mengenai teknologi pembelajaran. Nadiem Makarim dalam acara perilisan laporan kajian dampak platform teknologi Kemendikbudristek yang digelar di Jakarta,
"Kami ingin memastikan bahwa guru-guru kita tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi. Melalui program ini, mereka dapat mempelajari bagaimana teknologi dapat diintegrasikan secara efektif dalam proses pembelajaran." Ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menghadapi era digital yang terus berkembang pesat.

Revolusi pendidikan yang kini tengah berlangsung di Indonesia membawa harapan besar bagi masa depan generasi penerus bangsa. Program pengangkatan ASN PPPK, Guru Penggerak, dan Platform Merdeka Mengajar adalah beberapa langkah konkret yang telah memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan dan kompetensi guru. Jika kita analogikan, para guru yang dulunya seperti kapal terombang-ambing di lautan ketidakpastian, kini telah memiliki arah dan kompas yang jelas untuk mengarungi samudra dunia pendidikan yang penuh tantangan.

Selain itu, peningkatan kompetensi guru yang difasilitasi melalui program-program ini bukan hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa depan. Kolaborasi dengan pengajar Universitas Harvard dalam bidang teknologi merupakan bukti bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pendidikan konvensional, tetapi juga siap mempersiapkan guru untuk dunia digital.

Ke depan, diharapkan lebih banyak guru yang bisa menjadi bagian dari revolusi ini, sehingga transformasi pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dan merata. Sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan bangsa, pendidikan membutuhkan guru-guru yang kompeten, sejahtera, dan siap memimpin perubahan. Dengan begitu, impian untuk menciptakan generasi emas Indonesia di masa depan bukanlah sekadar angan-angan, melainkan suatu kenyataan yang bisa diwujudkan bersama.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.