Berkurban, Ritual Keagamaan Bermakna Sosial

Hewan kurban.
Sumber :
  • AP Photo /Achmad Ibrahim

                         (Artikel Opini ini ditulis oleh Wakil Ketua Bakrie Amanah, Teguh Anantawikrama)

VIVA – Mensyukuri nikmat adalah salah satu kewajiban yang sering kali terlupakan oleh manusia. Banyak dari kita yang terlalu sibuk dengan rutinitas sehari-hari sehingga tidak menyadari betapa banyak nikmat yang telah diberikan Allah SWT.  mengingatkan kita akan pentingnya mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Nikmat yang Sering Terlupakan

Sesungguhnya kita telah banyak mendapatkan nikmat Allah yang sering kita lupa akan nikmat tersebut. Salah satu contohnya adalah nikmat udara yang setiap hari kita hirup. Kita mungkin tidak pernah memikirkan betapa berharganya udara yang segar dan bersih sampai tiba saat kita membutuhkan alat bantu pernapasan. Udara adalah kebutuhan vital bagi setiap makhluk hidup, namun kita sering kali tidak menyadarinya hingga kita merasakan kesulitan bernapas.

Begitu juga dengan nikmat memiliki indra perasa. Kita menikmati berbagai rasa dari makanan yang kita konsumsi setiap hari. Namun, ketika pandemi Covid-19 melanda, banyak orang yang kehilangan indra perasa mereka. Hanya saat itulah kita menyadari betapa berharganya kemampuan untuk merasakan makanan.

Nikmat-nikmat yang sering kita anggap remeh seperti udara dan indra perasa, sebenarnya adalah pemberian yang sangat besar dari Allah SWT. Kita harus selalu bersyukur atas setiap nikmat kecil maupun besar yang kita terima”.

Berkurban sebagai Bentuk Syukur

Berkurban adalah salah satu cara untuk mengingat berbagai nikmat Allah dan berbagi dengan saudara-saudara kita yang lain. Ibadah kurban bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga memiliki makna sosial yang mendalam. Melalui berkurban, kita diingatkan untuk tidak hanya menikmati nikmat tersebut sendiri, tetapi juga untuk berbagi dengan orang lain.

Berkurban bukan saja harus dimaknai sebagai kegiatan ibadah tetapi juga untuk menjalankan khitah kita sebagai mahluk sosial dan kita bisa berbagi dengan saudara-saudara kita.

Dalam momen berkurban, kita dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya dengan melihat senyum di wajah mereka yang menerima daging kurban.

Terkait perintah berkurban yang Allah SWT firmankan dalam Surah Al Hajj ayat 34-35:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ (34) الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (35)

Artinya: ” Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka.”

Diterangkan juga dalam sebuah hadits shahih yang berisi peringatan dari Rasulullah SAW agar umatnya mau berkurban:

عَنْ َأبِي هُرَيْرَة: َأنَّ رَسُوْل اللهِ صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ كَانَ لهُ سَعَة وَلمْ يَضَحْ فَلا يَقْربَنَّ مُصَلَّانَا

“Dari Abu Hurairah, “Rasulullah SAW telah bersabda, barangsiapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berkurban maka janganlah ia mendekati (menghampiri) tempat salat kami,” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Dengan berkurban, kita dilatih menjadi manusia yang tidak kufur nikmat. Kufur nikmat adalah sikap tidak menghargai dan tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

Mensyukuri nikmat Allah adalah bagian dari ibadah kita sebagai umat Muslim. Dengan selalu mengucapkan hamdalah, kita mengingatkan diri sendiri bahwa setiap detik hidup kita adalah anugerah yang harus disyukuri. Mari kita terus bersyukur dan berbagi nikmat dengan sesama, sehingga hidup kita menjadi lebih bermakna dan penuh berkah. Mari kita jalani tiap detik hidup kita dengan mengucap hamdalah.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.