Meneropong Kebijakan Kurikulum Merdeka

Sumber : Pixabay.com
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Pendidikan menjadi kunci kemajuan suatu negara, melalui pendidikan, setiap peserta didik sebagai generasi penerus negara dibina sedemikian rupa agar mampu mengisi setiap ruang – ruang yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Betapa pentingnya pendidikan ini bahkan menjadikan Pendidikan sebagai pilar yang menopang suatu bangsa dan negara. Semakin baik pendidikan yang ada di suatu negara, semakin baik pula kualitas manusia yang ada di dalamnya. Lebih lanjut jika pendidikannya semakin baik, maka semakin baik pula kualitas kehidupan bangsa dan negara tersebut, dan sebaliknya, kemunduran suatu bangsa dan negara adalah di mana jika pendidikannya berjalan memburuk.

Di Indonesia misalnya, pentingnya pendidikan menjadi salah satu tujuan negara yang termaktub dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945. Tujuan negara untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa adalah bukti bahwa Pendidikan menjadi ihwal pokok dalam kehidupan bangsa dan negara kita. Pendidikan juga serta merta menjadi salah satu kunci yang menentukan bagaimana bangsa dan negara ini bisa berjalan ke depan. Melalui Pendidikan yang berkualitaslah, proses yang menelurkan gelombang generasi sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas bisa dilakukan, dalam menggapai hal ini. Beragam hal pun bisa dilakukan, dimulai dari melakukan kebijakan yang mendukung optimalisasi pendidikan, revitalisasi penyelanggaraan pendidikan, kerja sama lintas sektor sampai pembangunan sarana dan prasana adalah hal yang umumnya dilalui.

Mengenai kebijakan pendidikan, penentuan dan penerapan kurikulum pendidikan menjadi satu dari banyak hal yang bisa dilakukan, di Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai Lembaga negara yang bertanggungjawab dalam urusan pendidikan, penerapan Kurikulum Merdeka menjadi hal yang yang belakangan ini dilakukan. Setelah sebelumnya kurikulum 13 menjadi kurikulum Tingkat nasional, Kurikulum Merdeka yang hadir dalam rangkaian kebijakan besar Merdeka Belajar adalah upaya yang dilakukan oleh Kemendikbudristek dalam mengakomodir betul berbagai terobosan dan aktivasi revitalisasi penyelenggaraan Pendidikan yang ada di Indonesia.

Kurikulum yang mulai dikenalkan dan diimplementasikan mulai tahun 2020 ini pada mulanya banyak menuai kekhawatiran publik, apakah kurikulum ini bakal mampu diterapkan secara optimal, apakah kurikulum ini bakal mampu berpengaruh pada hasil akhir pendidikan, atau sekadar kebingungan para tenaga pendidik dalam menerapkan kurikulum Merdeka sebagai kurikulum baru adalah hal yang banyak muncul menjadi isu Pendidikan. Apalagi kita juga sudah sering mengetahui, bahwa kebijakan mengganti kurikulum ini, biasanya selalu dilakukan setiap pergantian Menteri Pendidikan, kata kata seperti ganti Menteri ganti kurikulum bahkan menjadi sangat populer di kalangan kita.

Namun, apakah yang membedakan Kurikulum Merdeka ini dengan kurikulum sebelumnya? serta bagaimanakah Kurikulum Merdeka ini bisa dikatakan sebagai kebijakan yang strategis dalam menunjang optimalisasi tujuan pendidikan? Apalagi, kita juga mengetahui bahwa kurikulum bukanlah satu satunya hal yang menentukan hasil dari Pendidikan itu sendiri. Pertanyaan serta seberapa berperannya kurikulum Merdeka dan hubungannya dalam perbaikan penyelengaraan Pendidikan yang ada di Indonesia ini?  Menjadi menarik untuk dikaji, maka dengan mendalami hakikat kurikulum Merdeka, dengan kesadaran atas keterbatasn yang ada, penulis mencoba menguraikan jawaban atas pertanyaan di atas.

Urgensi Kurikulum Merdeka

Mengawali pendalaman tentang Kurikulum Merdeka ini, melihatnya dari sisi urgensinya adalah hal yang bisa dilakukan, hal ini akan coba menjawab pertanyaan sejauh mana perbedaan kurikulum ini dengan yang sebelumnya dan mengapa kurikulum yang ada harus diubah lagi?

Kurikulum Merdeka memang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, dengan skema kurikulum yang jauh lebih sederhana dan berfokus pada tujuan pendidikan yang semakin relevan. Kurikulum Merdeka menjadi instrumen yang coba menjawab segala kebutuhan pada peserta didik dan penyelenggara pendidikan yang pada mulanya terlampau dibebankan oleh tugas admnistratif yang menguras tenaga dan pikiran.

Di sisi lainnya, melalui Kurikulum Merdeka ini, fokus pendidikan ada pada peserta didik yang seringkali justru malah terlewatkan. Bahkan pendidikan yang dilakukan didesain betul agar menjadi ruang yang menjadikan para peserta didik memiliki kemampuan bukan hanya dalam segi praktik belajar dalam cara konvensional yang temlampau teoritis, tapi juga bebasis pada praktik yang lekat dengan kehidupan nyata.

Misalnya seperti apa yang disampaikan oleh Hermawan (2020), bahwa tujuan utama dari Kurikulum Merdeka adalah menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing global, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Strategi yang diusung meliputi penekanan pada pembelajaran berbasis proyek, pengembangan kurikulum lokal, pemanfaatan teknologi informasi, serta penguatan keterampilan 21st century skills. Pendidikan, melalui kurikulum merdeka ini tidak hanya bertumpu pada kesempatan siswa dalam mendapatkan pemahaman secara materil tapi juga secara empiris. Dengan demikian, kesempatan mengembangkan beragam keterampilan yang jauh lebih relevan guna menunjang kehidupan pun bisa dilakukan.

Mengenai skema yang lebih sederhana yang dibawa Kurikulum Merdeka ini, dikutip dari laman Kemdikbud (2020), dalam hal struktur kurikulum, Kurikulum Merdeka memiliki kecenderungan untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dan memadukan pembelajaran antardisiplin. Struktur kurikulum ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas bagi sekolah dalam menentukan konten pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kurikulum Merdeka memungkinkan bahwa setiap peserta didik menerima proses pembelajaran yang berlangsung akan semakin menarik dan terkontekstualisasikan, Pendidikan tidak lagi hanya bercengkrama pada sekat disiplin mata pelajaran yang kaku dan dan cenderung kurang relevan.

Gerakan Kolektif

Dalam implementasinya, Kurikulum Merdeka tentu akan membutuhkan kerja sama setiap pihak yang terlibat di dalamnya, pihak-pihak seperti guru, murid, lembaga Pendidikan sampai pemangku kepentingan daerah harus menyertakan dirinya pada Kurikulum Merdeka ini. Selaras dengan ini, misalnya seperti apa yang dikemukakan oleh Haryanto (2019), bahwa implementasi Kurikulum Merdeka melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada peran aktif guru sebagai fasilitator pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Sebab, mau sebagus apapun kebijaknnya, jika tidak dibarengi dengan kerja sama dan kesadaran akan pentingnya peran yang dimiliki, akan sulit juga kemudian mencapai tujuan utamanya.

Selain itu, pendapat lain dari Widodo et al. (2021) menyebutkan bahwa program Sekolah Penggerak juga menjadi bagian penting dari implementasi Kurikulum Merdeka. Program ini bertujuan untuk menjadi model atau pusat keunggulan dalam implementasi Kurikulum Merdeka dan memberikan inspirasi serta bimbingan kepada sekolah lainnya. Sekolah penggerak yang juga menjadi sekuel dari kebijakan Merdeka belajar akan memudahkan setiap sekolah lain untuk memodifikasi penerapan Kurikulum Merdeka yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. Bimbingan dan percontohan yang demikian juga akan semakin memudahkan sekolah lain jika hendak menerapkan Kurikulum Merdeka ini,

Sementara mengenai efektivitas penerapannya, menurut Fitriani et al. (2020), beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka meliputi komitmen dan kesiapan guru, dukungan dari kepala sekolah dan pemerintah, serta ketersediaan sumber daya dan infrastruktur pendukung. Keberhasilan implementasi dapat dilihat dari peningkatan kualitas pembelajaran, partisipasi aktif siswa, serta pengembangan keterampilan siswa yang sesuai dengan tuntutan zaman. Pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan dan strategi kebijakan tersebut tercapai.

Terahir, berbagai langkah yang mendukung implementasi kurikulum Merdeka tentu harus terus dilakukan, Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, pemerintah telah mengadopsi berbagai strategi dan mekanisme pelaksanaan. Contohnya adalah pengembangan platform digital ID Belajar, yang memberikan akses ke berbagai sumber belajar dan alat bantu pembelajaran. Menurut Setiawan (2021), ID Belajar dapat menjadi sarana yang efektif untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dan memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi.

Semoga segala perbaikan Pendidikan menjadi kita bangsa yang semakin maju dan berkembang pesat. Semoga segala kebijakan yang tidak hanya berhenti pada satu momen saja, namun akan terus berlangsung dan berkelanjutan. Semoga evaluasi setiap kebijakan dan program juga mampu dilakukan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang semakin Jaya.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.