Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Ilustrasi belajar mengajar di sekolah dasar.
Sumber :
  • Benq

VIVA – Dalam teori Bobby de Porter tentang Quantum Teaching, disampaikan bahwa kecenderungan gaya belajar setiap siswa sangat beragam. Keberagaman ini yang mendorong pendidik untuk mampu mengakomodir perbedaan-perbedaan siswa melalui pembelajaran yang kreatif, inovatif dan mampu menyentuh masing-masing cara belajar siswa di dalam satu kelas.

Kita masih kerap menemui banyak guru maupun orang tua yang sering membandingkan pencapaian peserta didik. Ada banyak orang tua yang menuntut anak-anaknya untuk mumpuni pada ranah intelektual, padahal sebagaimana dituturkan oleh Rohani dalam buku bertajuk Pengelolaan Pengajaran (2004) bahwa sebagai manusia, peserta didik memiliki individu dan jiwanya sendiri. Menurut Ansori, dkk pada artikel yang dimuat dalam Jurnal Manajemen Pendidikan, tujuan pendidikan adalah menjadikan peserta didik tidak hanya cerdas dalam intelektual, tetapi memiliki karakter yang baik dan sistem pendidikan yang baik perlu mendukung hal itu.

Selaras dengan realitas tersebut, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar. Merdeka Belajar menjadi sebuah gebrakan yang digulirkan oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Budaya, Riset dan Tekhnologi. Menurut Yasmansyah dan Zulfani Sesmiarni, Merdeka Belajar bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, hal ini agar peserta didik lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman. Merespons hal tersebut, salah satu strategi dalam Merdeka Belajar adalah dengan menghadirkan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini merupakan pembelajaran yang dikembangkan untuk merespons kebutuhan murid dalam kebutuhan belajar yang berbeda-beda.

Implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini membutuhkan persiapan yang panjang dan matang, mulai dari assesmen kebutuhan siswa, maping gaya belajar siswa, minat dan potensi yang juga beragam. Salah satu manfaat yang dihadirkan dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi adalah membantu guru dalam mengatasi kesenjangan belajar serta mampu memberikan dukungan yang tepat kepada siswa, selain itu dengan dilakukannya pembelajaran berdiferensiasi maka siswa dapat terlibat aktif pada proses pembelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi perlu terus disosialisasikan dan dilaksanakan, dengan adanya praktik baik mengenai pembelajaran berdiferensiasi maka setiap lembaga diharapkan mampu untuk memfasilitasi setiap potensi dan kecenderungan siswanya. Menurut Teuku Husni, seorang Widyaprada Ahli Madya BPMP Provinsi Aceh, disebutkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan jawaban dari pertanyaan mengenai bagaimana kurikulum yang fleksibel dapat diterapkan di sekolah yang dapat memberikan layanan pembelajaran yang bervariasi kepada peserta didik.

Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Merdeka Belajar

Kebijakan Merdeka Belajar yang digulirkan oleh Kemendikbudristek menjadikan pembelajaran lebih fleksibel dan tidak menuntut siswa pada keahlian yang tidak sesuai dengan minat dan kecenderungannya, pembelajarannya lebih beragam dan mengajak peserta didik untuk mengeksplor sekitarnya.

Menurut Meilan Arsanti dalam artikel berjudul Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka yang dimuat pada Jurnal Peneidikan Sutan Agung, kurikulum merdeka sangat identik dengan prmbelajaran yang berpihak kepada peserta didik, begitu juga dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Salah satu cara untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah dengan memberikan pilihan kepada siswa untuk memilih materi pembelajaran. Tidak hanya itu, penerapan pembelajaran berdiferensiasi mengharuskan pendidik untuk menyiapkan pembelajaran yang lebih bervariatif, itulah kenapa sebelum mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memetakan kecenderungan belajar peserta dirik dan mengkualifikasikan cara belajar juga potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Meski membutuhkan proses yang lebih panjang, tetapi dengan menghadirkan pembelajaran berdiferensiasi akan menjadikan kelas lebih aktif dan memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi. Siswa juga akan merasa disentuh semua, sebab terkadang jika kita menggunakan pengajaran yang masih konvensional, maka hanya siswa yang memang memiliki motivasi belajar tinggi yang akan aktif mengikuti pembelajaran, sisanya tidak tersentuh.

Kehadiran pembelajaran berdiferensiasi memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi dan juga bisa menjalankan salah satu fungsi pengajaran, yaitu memberikan motivasi kepada peserta didik. Ada beberapa ciri pembelajaran berdiferensiasi, yaitu lebih fleksibel karena guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran, materi dan penilaian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Selanjutnya, pada pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan pengelompokan berdasarkan kebutuhan siswa, dalam hal ini di dalam kelas guru bisa membagi menjadi kelompok-kelompok kecil antara siswa yang memiliki pemahaman setara, dan kelompok lainnya yang masih membutuhkan pelajaran tambahan.

Di dalam pembelajaran berdiferensiasi juga akan mendorong keterlibatan siswa di dalam kelas. Untuk mendorong keaktifan dan keterlibatan siswa, guru perlu menghadirkan suasana yang kolaboratif, di mana siswa diminta untuk saling berkomunikasi, bekerjasama, dan berbagi ide.

Dampak Positif Program Merdeka Belajar melalui Pengajaran Berdiferensiasi

Gebrakan Merdeka Belajar memang memberikan efek positif di dunia pendidikan, tidak hanya kepada guru, melainkan juga kepada peserta didik. Pengajaran berdiferensiasi akan memudahkan guru dalam mengeksplor kegiatan di kelas, sehingga tidak ada kekosongan jam.

Lebih dari itu, pengajaran berdiferensiasi juga memudahkan orang tua menjadi mitra pendidikan bagi anaknya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ibu Misnatin selaku salah satu wali murid di SD Aisyiyah Metro, menurutnya dengan diterapkannya pengajaran berdiferensiasi, orang tua juga akan mudah mendampingi anak-anaknya belajar di rumah.

Bagi guru, pengajaran berdiferensiasi bisa diperkaya dengan bergabung dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM). Melalui platform ini, guru akan mendapatkan ide-ide yang mampu menambah inspirasi mengajar. Di dalam fitur platform ini, terdapat fitur bagi karya, dari sana para guru dapat memperkaya khasanah keilmuannya perihal metode-metode mengajar sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Dengan memiliki tabungan cara mengajar yang dapat diakses melalui PMM, hal ini akan menjadikan guru kaya ide. Memang sudah seharusnya di dalam kelas terbentuk atmosfir pembelajaran yang variatif, kehadiran pengajaran berdiferensiasi dibantu dengan adanya Platform Merdeka Mengajar menjadikan guru lebih siap di dalam kelas dengan ide-ide yang sudah disusun dalam modul ajar.

 

 

 

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.