Perempuan Indonesia Tidak Lagi Tenggelam
- vstory
VIVA - Sejarah Indonesia tidak lepas dari peran perempuan yang turut dalam berperang, quotes yang paling teringat adalah “Habis Gelap Terbitlah Terang” R.A Kartini yang selalu menjadi semangat bagi Perempuan Indonesia untuk terus maju melawan patriarki.
Lebih dari selusin pahlawan Indonesia khususnya dari kaum perempuan yang turut dalam perjuangan melawan penjajah, sampai saat ini melawan kebodohan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjelaskan bahwa keterwakilan perempuan dalam kepemerintahan saat ini memang belum mencapai 30 persen dari target yang diinginkan, tetapi perempuan Indonesia harus berbangga hati karena pada tahun 2023 pencapaian ini sudah 20,5 persen.
Dukungan terhadap sesama perempuan harus lebih ditingkatkan karena hal yang menghambat pencapaian tersebut bahwa sesama perempuan tidak saling mendukung, perempuan harus bisa saling menginspirasi, perempuan harus saling memotivasi dan sesama perempuan tidak boleh saling menjatuhkan. Hak-hak perempuan untuk berpolitik dapat dilihat dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia pada Pasal 2, sedangkan didalam Undang-Undang Republik Indonesia ada pada nomor 12 tahun 2005 tentang “PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)”.
Perjuangan ke depan adalah bagaimana strategi yang harus ditempuh agar keterwakilan perempuan di parlemen dan di lembaga mencapai 30?n dapat terealisasi. Untuk itu perlu komunikasi politik partai kepada kadernya yang berprestasi terutama bagi perempuan, agar tidak ada lagi diskriminasi gender sehingga equality gender dapat terlaksana.