Urgensi Sensus Pertanian dan Transformasi Kurikulum Pendidikan Pertanian

dok. pribadi
Sumber :
  • vstory

VIVA - Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini tengah melaksanakan Sensus Pertanian yang dilaksanakan pada 1 Juni -31 Juli 2023. Sensus Pertanian di Indonesia dimulai dari tahun 1963 dan di tahun 2023 merupakan tahun ketujuh dilakukannya Sensus Pertanian yang bertujuan menyediakan data struktur pertanian. Nantinya data sensus tersebut dapat digunakan sebagai tolok ukur statistik pertanian dengan data kongkrit tersebut nantinya bisa diterjemahkan dalam sebuah kebijakan-kebijakan serta akselerasi dan strategi pemetaan perumusan masalah.

Urgensi Sensus Pertanian

Dari sensus Pertanian 2023 yang dilakukan BPS akan detail menjawab semua struktur petani, lahan pertanian hingga bisa mendukung data UMKM sektor pertanian sehingga diharapkan bisa mendukung pengambilan kebijakan sektor pertanian. Berbeda dengan sektor industri memang melaju sangat cepat, sangat jauh melebihi sektor pertanian. Bahkan, kesenjangan terlihat begitu besar, antara kesejahteraan tenaga kerja industri dan petani. Kondisi  ini menjadi alasan utama sektor pertanian tidak lagi menarik terutama  generasi milenial.

Jumlah petani di Jawa Barat misalkan berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 yang dilakukan BPS mencapai 3.250.825 orang. Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Sementara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melaporkan hanya sekitar 4 persen pemuda berusia 15-35 tahun yang berminat menjadi petani. Dengan membaca data tersebut jika tidak segera dicarikan solusinnya maka petani di Indonesia tidak menutup kemungkinan akan punah.

Transformasi Kurikulum Pendidikan Pertanian

Dengan adanya pandemi semua sistem dan metode beralih serba digital. Jika diamati pandemi seakan bisa dikatakan sebagai pintu menuju revolusi industri global. Perkembangan revolusi industri global telah bergulir sejak abad ke 18 yang ditandai dengan penemuan mesin uap dikenal dengan revolusi industri 1.0. Barulah pada abad 19-20  dengan ditemukannya mesin listrik maka mulailah revolusi industri 2.0 dan selanjutnya tahun 70-an menitik pada revolusi industri 3.0 dengan ditemukannya teknologi komputerisasi. Akhirnya sekitar tahun 2010 berkembang rekayasa intelegensia ( Internet of Thing).

Pandemi mempercepat terjadinya perubahan teknologi, sosial dan lingkungan secara global yang meliputi; Pertama teknologi, disrupsi teknologi akan berdampak pada semua sektor seperti penerapan Artificial Intelligence, big data, konektivitas 5G, kendaraan otomatis. Kedua perubahan sosial, terjadinya perubahan demografi, meningkatnya usia harapan hidup serta tumbuhnya migrasi, urbanisasi, keragaman budaya. Ketiga lingkungan, meningkatnya kebutuhan energi, terjadinya perubahan iklim, menipisnya bahan bakar fosil sampai dengan terjadinya krisis air (Analisa Kearney:Kemendikbud).

Transformasi teknologi membawa dampak perubahan dalam segala bidang yang sangat signifikan tak terkecuali sektor pertanian. Akan muncul jenis pekerjaan baru yang jika tidak dipersiapkan secara serius oleh pemerintah maka tidak menutup kemungkinan generasi yang akan datang sulit bersaing. Munculnya program Petani Milenial tentunya bukan saja menjadi ajang pencitraan semata namun harus berupaya adanya program berkelanjutan dan tentunya harus dipersiapkan secara sistematis.

Lembaga pendidikan yang lamban beradaptasi dengan perubahan zaman, dan negara yang belum optimal mendorong investasi di sektor pertanian merupakan problem dasar yang harus segera dicarikan solusinya. Untuk itu, diperlukan integrasi antara sektor dengan lembaga pendidikan, dengan merekonstruksi kurikulum pendidikan pertanian dimulai di tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Peran lembaga pendidikan sangat diharapkan menjadi lokomotif utama perubahan pendidikan pertanian. Sekaligus membuktikan bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan. Dengan transformasi kurikulum diharapkan  bisa mendukung perwujudan penumbuhan 2,5 juta petani milenial. Dengan demikian kenapa Sensus Pertanian dirasa urgen dilakukan? Karena pertanian merupakan sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan tentunya dibutuhkan akurasi data untuk pengambilan kebijakan.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.