Program Buku Bacaan Bermutu, Terobosan Membangun Literasi Indonesia

Program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia/Kemdikbudristek
Sumber :
  • vstory

VIVA – Problem minat baca dan tingkat literasi anak Indonesia yang tergolong rendah adalah pekerjaan rumah bersama yang perlu diatasi dengan terobosan-terobosan baru. Harus ada langkah yang melibatkan semua elemen untuk memfasilitasi, memotivasi, dan mendorong secara maksimal minat baca anak-anak tumbuh dan meningkat.

Mengenai hal tersebut, Kemendikbudristek baru saja meluncurkan program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi literasi anak didik dengan cara pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).

Buku bacaan bermutu dalam program tersebut adalah buku yang sesuai minat dan kemampuan baca anak. Ini menjadi poin penting dalam upaya menarik minat baca anak-anak. Terlebih, untuk anak-anak usia Sekolah Dasar.

Piaget (dalam Dworetszky 1990:28) berpendapat, anak usia 7-10 tahun ada dalam tahap operasional konkret dengan cara berpikir didasarkan pada bantuan benda-benda (objek) atau peristiwa yang langsung dilihat dan dialami.

Di periode 7-10 tahun ini, buku bergambar akan lebih disukai dan membantu anak dalam mengkonkretkan pembelajaran apresiasi cerita. Akan tetapi, bagaimana kondisi buku-buku yang tersedia di perpustakaan-perpustakaan Sekolah Dasar?

Harus diakui, buku-buku di perpustakaan-perpustakaan SD atau pojok baca di sekolah selama ini masih belum begitu memadai dan sesuai kemampuan baca anak, sehingga dapat menarik minat bacanya. Koleksi buku seadanya dan pengelolaan yang kurang maksimal adalah persoalan.

Di sinilah, program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia hadir dengan buku-buku bermutu yang menarik bagi anak Sekolah Dasar. Kemendikbudristek sudah mendistribusikan sebanyak 560 judul buku bacaan bermutu dengan total 15.356.486 eksemplar ke daerah 3T. Terdiri atas 5.963 PAUD dan 14.595 SD, serta daerah lainnya yang memiliki nilai kompetensi literasi/numerasi tergolong rendah.

“Melalui proses lelang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Kemendikbudristek berkolaborasi dengan dinas pendidikan, pegiat literasi, TNI, dan masyarakat setempat untuk memaksimalkan pendistribusian buku ke 470 kabupaten/kota yang paling membutuhkan,” jelas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran Program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesi di Jakarta, Senin (27/2/2023).

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah cukup hanya sekadar mengirimkan buku bacaan bermutu ke sekolah-sekolah? Tentu tidak. Dibutuhkan kerja sama antar berbagai pihak untuk memaksimalkan pemanfaatan buku-buku tersebut. Kepala sekolah, guru, dan pustakawan perlu memahami cara melakukan kegiatan membaca yang menarik dan menyenangkan.

Oleh karena itu, Kemendikbudristek juga melakukan pelatihan dan pendampingan. Pelatihan ini dilakukan secara berjenjang, mulai dari pelatihan tingkat nasional, regional, dan kabupaten pada tahun 2022 dan tingkat sekolah pada 2023. Di antaranya pelatihan tentang membaca nyaring, membaca bersama, meminjamkan buku, menggunakan buku untuk kegiatan ekstrakurikuler, dan menggunakan buku untuk melatih guru/sekolah lain.

Manfaat

Manfaat program Buku Bacaan Bermutu dari Kemendikbudristek ini sudah dirasakan di sekolah-sekolah, terutama yang ada di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Dalam sesi dialog saat peluncuran program ini, beberapa Kepala Sekolah menceritakan bagaimana program ini memberikan manfaat dalam memotivasi bagi anak-anak untuk membaca.  

Bahkan, dampak positif dari adanya buku-buku tersebut juga dirasakan manfaatnya oleh para orang tua siswa. Kepala SDN Lirung, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, Pelma Petonengan, menjelaskan dengan hadirnya buku-buku bacaan ini, para guru dan kepala sekolah termotivasi membuat Pojok Baca di setiap kelas dengan melibatkan orang tua siswa.

Pelma melihat anak didik menjadi lebih termotivasi membaca karena buku yang hadir menyenangkan, baik dari sampul, judul, gambar, dan  ceritanya. “Anak sangat tertarik dan senang karena dibanding dengan buku yang sudah ada di perpustakaan, buku ini lebih menarik dan lebih bergambar,” jelas Pelma.

Tak sekadar menarik minat baca, pelatihan dan pendampingan yang diberikan dalam memanfaatkan buku-buku tersebut terbukti sudah mampu meningkatkan kompetensi literasi peserta didik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan responden siswa kelas 1 sampai 3 SD, pelatihan yang menyertai pengiriman buku bacaan meningkatkan nilai literasi siswa sebanyak 8 persen pada kemampuan membaca dan 9 persen pada kemampuan mendengar (Siaran Pers  Nomor: 91/sipres/A6/II/2023).

Melalui buku-buku bermutu serta kolaborasi positif dari berbagai pihak dalam mengoptimalkannya, kita harap program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi peningkatan literasi siswa demi terciptanya generasi muda yang berkualitas.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.