Runtuhnya Dinasti Oligarki

Dinasti politik (Ilustrasi oleh manila buletin/terakota.id)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Sejak 1993 Partai Golkar dipimpin oleh sipil. Kepemimpinan sipil sudah mulai berlangsung 30 tahun hingga saat ini.

Tahun 1998, saat itu dukungan USA kepada Indonesia menurun. Akibatnya Soeharto turun. Pas di penghujung masa jabatan Pesiden Soeharto, Jenderal Hendro Priyono merapat kepada Megawati.

Kondisi sekarang 2023 pun sama. Saat ini dukungan USA kepada pemerintah Indonesia turun. Maka kelak dinasti oligarki akan cari akses baru.

Kisah hubungan dengan USA ini sudah terjadi bolak-balik di Indonesia.
Saat Jepang kalah oleh USA di Hiroshima dan Nagasaki, maka Hindia Belanda dikembalikan oleh Jepang kepada Sekutu Koalisi.

Saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Belanda dua kali agresi militer. Termasuk bawa pasukan Inggris di Surabaya, hingga Brigjen Mallaby wafat. Sehingga kemerdekaan Indonesia resmi disepakati dengan Akta perjanjian di Kapal induk USA Renville.

Oligarki Hindia Belanda kabur gara-gara perang gerilya. Perusahaan peninggalan mereka di antaranya Borsume Wehry, dll. Termasuk NV perkebunan se Indonesia milik orang Belanda. Orang kaya zaman jadul diusir seperti Oey Tiong Ham, dll. Raja gula Asia tenggara.

Perang angkatan 45 tersebut sebelumnya pernah terjadi paling tidak 3 kali,

Era Sultan Agung

Terjadi dua ratus tahun sebelumnya Perang Diponegoro. Era Sultan Agung raja Solo dibantu pecinan. Mereka pecinan ikut terdesak lari ke Semarang dan Solo. Mereka adalah diaspora Tionghoa.

Era perang Sultan Agung dilanjut dengan perang Pangeran Samber Nyowo, putra mahkota Raja Solo. Munculnya Raja Mangkunegara menggantikan Raja Solo. Perang tersebut pun dimenangkan oleh gabungan Raja dan pecinan. Saat itu laskar Mangkunegara sangat kuat. Belanda ketereran.

Era Perang Pangeran Diponegoro

Saat putra mahkota Raja ditolak Belanda, kembali berontak perang Jawa total angkat senjata. Tapi Diponegoro ditangkap saat berunding di Batavia, dibuang Belanda. Gara gara perang Diponegoro Belanda tahu kebutuhan tentara KNIL. Dua ratus tahun kemudian terjadi perang gerilya angkatan 45.

Sejak itu hubungan Indonesia Soekarno dan USA sudah seperti love hate. Kadang cinta, tapi benci.

USA kurang kerjaan mendukung pemberontakan PRRI, Permesta. Oleh Soeharto dukungan USA malah dipakai buat rezim Orde Baru, gabung dengan tokoh PRRI Prof Sumitro. Dinasti oligarki Orde Lama pun bubar. Tokoh seperti Hasyim Ning, Dasaad, bubar. Dinasti oligarki Orde Baru dibentuk muncul dinasti oligarki Kartika Eka Paksi. Mereka didukung oleh angkatan 68 hingga sampai dengan angkatan 83.

Saat krismon 1998 anaknya Sumitro salah paham merasa bahwa kekuasaan Soeharto pasti didukung USA, malah jeblok, utang LN di Indonesia mengalami default, devaluasi USD gila-gilaan. Sampai sekarang BLBI di saat itu belum beres. Sudah 20 tahun.

Sekarang saat perang Rusia, posisi Selat Melaka dipakai kembali oleh USA untuk mencekik Tiongkok supaya mencegah main mata dengan Rusia.

Tiongkok untungnya mau nurut. Tapi hubungan dengan USA itu mirip ketemu buaya. Pilihan kita tunduk digigit tangan kiri, atau melawan, digigit tangan dua duanya kita jadi buaya oligarki buntung. Generasi tentara angkatan bersenjata berganti dengan angkatan 87 sampai dengan angkatan 96.

Masalahnya adalah saat dicekik, rasanya ya kita tercekik. Kebetulan seluruh dunia resesi sehingga posisi Indonesia tidak parah.

Apakah Indonesia bisa tahan cekikan USA? Apakah Indonesia tahan diblok ekspor sawit, aluminum, bauksit, nikel oleh Uni Eropa?

Maunya Eropa adalah Indonesia ekspor bahan mentah tambang, dan Indonesia dapat ULN.

Sebaliknya stop ekspor bahan mentah tambang, dan mereka setop utang luar negeri (ULN). Indonesia sudah 2 tahun di-setop ULN. Setiap 6 bulan menkeu melepas SUN surat utang negara, akibatnya pasar likuiditas kering kerontang. Apakah Indonesia bisa memaksa uang di LN kembali?

Bagi orang biasa rasanya dicekik ya modar tapi bagi pemerintah, ada seribu professional yang mencari jalan tengah. Tokoh bisnis yang biasa cekik mencekik seperti Sandiaga Uno, Hashim Djoyohadokusumo, Erick Tohir adalah kaliber international.

Kalau untuk mencekik oligarki Kartika Eka Paksi, mungkin ini pilihan pil pahit, apakah Indonesia mau sembuh dari kondisi kritis Likuiditas? Ini seperti memilih madu dan racun. Pilihan madu artinya uang di LN kembali, atau bunuh diri. Tax amnesty sudah dilakukan 2 kali.

Apakah Indonesia mau tax amnesty tiap tahun? Data Panama Papers sudah 3 kali beredar, dulu Panama Papers, Pandora papers, dll. Kalau mau diblokir terpaksa ya sudah daripada usaha mereka default di Indonesia.

Alternatif Jalan Tengah 

Adalah kerjasama investor Singapura. Perlu dicatat bahwa uang simpanan warga negara Indonesia ada di Singapura Rp18.000 triliun dari pada dipaksa kembali, bisa menggunakan instrument FDI Singapura lewat lembaga instrumen investment. Berbentuk loan, SUN, atau pembiayaan asing. PMA. Memang lucu uang simpanan warga negara Indonesia masuk sebagai PMA.

Selain itu, alternatif jalan tengah adalah bersumber dari kondisi kritis Tiongkok, di mana banyak investment risiko Buble bursts di sana. Saham Jack Ma, Alibaba, Tencent anjlok atau dinasionalisasi.

Tentu banyak jalan menuju keluar. Contoh investment di Menara Indonesia One. Lavon city. Sky house milik Country garden, Tiongkok, dll. Wuling. Bank CCB China construction bank.

Indonesia sudah lama terkenal non blok, dekat dengan India, Timur Tengah, Tiongkok.

Namun, secara jangka panjang Tiongkok sudah melewati puncak kekayaan.
Jumlah penduduk Tiongkok sudah mulai turun berkurang 831.000 jiwa per tahun. Tiongkok bukan lagi tempat low labor costs. Juga bukan negara nomor 1 jumlah penduduk, kalah oleh India di tahun ini.

Kekayaan Tiongkok tidak didukung oleh energi, minyak bumi, coal Batubara, gas harus diimpor.

Tiongkok membutuhkan angkatan laut USA untuk mengawal jalur expor di laut China Selatan.

Kekayaan Tiongkok hanya bersumber dari perdagangan international. Bilamana Tiongkok di-blokade seperti Rusia mereka langsung mati.

Jumlah tingkat kelahiran per wanita sedunia rata rata 2.1 anak. Di Shanghai dan Beijing tingkat kelahiran per ibu terendah sedunia.

Bagi Indonesia mungkin kalau urusan latihan perang permanen di Selat Natuna adalah ter-absorb, bisa diterima. Tapi paksaan ekspor bahan mentah tambang ini sudah 70 tahun lamanya dipaksa ke Indonesia.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.