Prancis vs Inggris; Sepakbola Pulang ke Rumah atau Deschamps Cetak Rekor?

Striker Timnas Prancis, Kylian Mbappe (Foto/Twitter @EURO2024)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Setiap timnas Inggris berlaga, nyanyian Football’s Coming Home selalu bergema. Saat Piala Dunia dan atau Piala Eropa, para pendukung Inggris selalu menyanyikan lagu itu sambil mengangkat tangan. Inggris selalu tampil impresif di babak penyisihan grup, tapi ironisnya Inggris tak pernah sampai babak final apalagi merenggut gelar juara dunia sejak tahun 1966. Ada apa gerangan?

Babak 8 besar Piala Dunia Qatar mempertemukan Inggris melawan Prancis. Menarik. Mengingat kedua negara memiliki kompetisi yang ketat. Meski klub-klub Ligue 1 Prancis tidak merata kekuatannya. Tetap saja pemain-pemain Prancis menjadi incaran klub-klub Liga Premier Inggris.

Dalam babak penyisihan grup, Inggris lebih mentereng. Tak pernah kalah. Sementara Prancis pernah kalah 1-0 dari Tunisia pada saat laga akhir penyisihan grup. Tak berpengaruh memang.

Di babak 16 besar, kedua tim sama-sama mencetak tiga gol. Produktif. Inggris mengalahkan Senegal 3-0, sementara Prancis mengalahkan Polandia 3-1.

Kini, keduanya dipertemukan di babak 8 besar (perempat final). Siapa yang kalah, tersingkir dan pemenang melaju ke babak semi final.

Menariknya, dalam duel hidup mati ini akan mempertemukan dua sahabat. Hugo Lloris dan Harry Kane, kedua pemain Tottenham Hotspur ini akan saling berhadap-hadapan. Kane akan berusaha membobol gawang Lloris, di sisi lain Lloris akan berusaha menahan gempuran Kane. Keduanya berlaga untuk negara masing-masing. Keduanya sama-sama tahu kelemahan masing-masing.

Selain itu, bakal ada pertarungan sengit antara Kylian Mbappe dengan Kyle Walker. Mbappe memang sedang bagus-bagusnya. Hingga saat ini sudah 5 gol yang dicetak Mbappe. Sementara Walker boleh disebut sebagai back kanan terbaik Inggris saat ini. Bila Walker berhasil mematikan Mbappe, maka daya gedor Prancis relatif berkurang. Meski ada Olivier Giroud, Griezman dan Dembele yang tak kalah berbahayanya dengan Mbappe.

Didier Deschamps akan memainkan pola yang sama dengan lawan mana pun, 4-2-3-1. Setelah kehilangan Kareem Benzema, Deschamp mempercayakan ujung tombak ditempati oleh Olivier Giroud. Sampai sejauh ini mantan pemain Arsenal dan Chelsea itu berperan baik dalam mencetak gol kemenangan. Dia sudah melewati rekor seniornya Thierry Henry sebagai pencetak gol terbanyak timnas Prancis dengan torehan 52 gol.

Giroud akan dimanja oleh trio Dembele-Griezman-Mbappe. Selanjutnya Deschamp memasang dua jangkar, yakni Adrien Rabbiot dan Aurelien Tchouameni. Di lini belakang, Kounde, Varane, Upamecano dan Hernandez. Dan penjaga gawang Hugo Lloris.

Kehilangan Paul Pogba dan Kareem Benzema rupanya tak membuat pusing Deschamps. Dan bila Prancis berhasil mengalahkan Inggris, peluang Deschamp untuk mencetak rekor back to back akan sangat besar. Deschamps akan dikenang sebagai satu-satunya pelatih di era modern yang berhasil mempertahankan gelar juara dunia.

Lantas bagaimana dengan Inggris? Harus diakui Gareth Southgate sangat diuntungkan atas kehadiran pelatih-pelatih top dunia yang menangani berbagai klub Liga Premier. Sebut saja Jurgen Klopp dengan Gegenpressing, Pep Guardiola dengan Tiki Taka, Antonio Conte, Carlo Ancelotti, Jose Mourinho, Mikael Arteta, Arsene Wenger telah banyak menghasilkan pemain lokal Inggris yang memiliki visi dan kreativitas dalam bermain.

Bukan saja itu, pelatih-pelatih kenamaan itu berhasil membangun fondasi mental pemain-pemain Inggris. Pemain-pemain Inggris tak lagi canggung atau minder bila bertemu tim-tim besar. Mental blok yang selama ini kerap menjangkiti pemain Inggris berangsur-angsur berkurang.

Squad Southgate juga diisi oleh pemain-pemain muda yang tak kalah kualitas dengan squad Prancis. Di lini depan, Kane akan ditemani oleh Phil Foden dan Bokayo Saka. Dua pemain muda yang sedang bersinar. Di tengah Jordan Henderson, Declan Rice, Jude Bellingham, dan di belakang ada Kyle Walker, John Stone, Harry Maguire dan Luke Shaw. Titik lemahnya lni belakang Inggris ada pada diri Maguire yang hingga saat ini bermain labil. Di bawah mistar Jordan Pickford.

Jadi laga Prancis vs Inggris bakal berlangsung ketat. Inggris bukan tak mungkin mengalahkan Prancis asalkan bisa melalui hambatan mental blok. Secara teknis kualitas pemainnya hampir sama. Football’s coming home? Atau Deschamps cetak rekor back to back? Kita simak bersama.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.