Urgensi Membangun Wadah Literasi di Era Digital

Sumber : https://www.pexels.com/id-id/foto/buku-buku-dalam-ruangan-kehidupan-tenang-rak-buku-14251038/
Sumber :
  • vstory

VIVA – Era digital berdampak terhadap kemajuan literasi yang ditandai dengan kekuatan media daring profesional yang mempunyai massa besar, informasi yang kompleks, dan mobilitas cepat.

Hal itu juga menjadi tantangan baru bagi eksistensi literasi di era digital. Pada masa pra digital, perpustakaan merupakan wadah bagi literatur pada masanya untuk memenuhi minatnya yaitu membaca buku.

Perpustakaan memiliki peran meningkatkan minat literasi, menjadi wadah literasi, dan sarana edukatif. Indonesia sendiri berada pada urutan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019. Ini membuktikan bahwa kita harus beradaptasi dalam kemajuan digital saat ini karena di era pra digital kita sudah tertinggal selangkah atau bahkan lebih dari negara lain.

Kita sebagai akademisi harus kerja ekstra untuk meminimalisir tingkat literasi rendah. Terdapat dua faktor yang memengaruhi minat baca seseorang, di antaranya;

Faktor internal seperti perasaan, perhatian dan motivasi. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara memberikan persepsi positif terkait literasi membaca.
Faktor eksternal seperti pengajar, lingkungan, keluarga dan fasilitas.

Dua faktor di atas sudah seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk lebih giat belajar apapun serta membiasakan membaca agar pintu cakrawala terbuka. UNESCO selaku Lembaga edukasi menginterpretasikan literasi sebagai daya pengenalan, memproduksi, berkomunikasi, serta kecakapan yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi. Dalam mencapai tujuannya literasi menggandeng beberapa penataran yang bisa memperbanyak pemahaman dan kekuatan secara aktif.

Menurut Dyna, literasi digital merupakan suatu rangkaian kekuatan yang fundamental untuk mengoperasionalkan perangkat komputer dan internet.

Semakin masifnya kemajuan digital saat ini membuat kita lebih bisa mengoptimalkan platform digital untuk meningkatkan kualitas literasi di Indonesia. Terutama bagi mahasiswa yang merupakan agent of change agar membangun bersama paradigma literasi di lingkup mikro yang nantinya menunjang elektabilitas setiap diri seseorang di nasional maupun internasional.

Tindakan konkret yang sudah saya lakukan sebagai mahasiswa adalah menginisiasi dalam membangun wadah literasi di platform Instagram yaitu @FamilyLawCorner. Wadah ini dibuat di bawah naungan Himpunan Program Studi Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang fokus utamanya dalam hal literasi digital.

Oleh karena itu, perlu adanya kerja nyata dalam mewujudkan suatu hal yang diharapkan seperti, membangun infrastruktur di media daring yang mana hal ini merupakan urgensi dalam menyikapi perkembangan digitalisasi.

Maka dari itu, penting membangun paradigma literasi di era digitalisasi saat ini. Dengan memberikan platform digital yang ada untuk menjadi wadah bagi mahasiswa. Hal ini bertujuan agar kita bersama-sama mengoptimalkan literasi membaca di era digital.

Harapannya dengan adanya aksi nyata ini, untuk menjadi role model terhadap mahasiswa lainnya atau bahkan masyarakat luar. Untuk itu mari memanfaatkan platform daring guna kepentingan yang bermanfaat melalui penyebaran dan bekerja sama dalam membangun paradigama literasi di era digital agar menumbuhkan optimisme antar anak bangsa perihal pentingnya literasi membaca.

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.