Tujuh Amal Jariyah

Kurma
Sumber :
  • vstory

VIVA – Dari Hadist Riwayat Muslim no 1631 yang artinya “ Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: 1) sedekah jariyah, 2) ilmu yang diambil manfaatnya, 3) anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya”.

Amal jariyah adalah amal yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia. Amalan tersebut terus menghasilkan pahala yang terus mengalir kepadanya. Inilah amal kebaikan yang abadi yang terus memberikan manfaat baik bagi orang lain, juga pada yang melakukan amal kebaikan tersebut.

Adapun keterangan tentang sedekah jariyah berdasarkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalllallahu ’alaihi wa salam bersabda yang artinya “Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah: 1) ilmu yan ia ajarkan dan sebarkan, 2) anak shaleh yang ia tinggalkan, 3) mushaf Al Qur’an yang ia wariskan 4) masjid yang ia bangun 5) rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun, 6) sungai yang ia alirkan, 7) sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia hidup sehat.

Imam Suyuti rahimahullah menyebutkan dalam bait-bait syairnya yang artinya : “Jika manusia meninggal dunia, maka kebaikan dari perbuatan orang akan berhenti kecuali sepuluh perkara: 1) Ilmu yang ia sebarkan, 2) doa dari anak (keturunannya), 3) menanam kurma, 4) sedekah jariyah, 5) mewariskan mushaf (Al Qur’an), 6) menjaga perbatasan, 7) menggali sumur atau mengalirkan sungai, 8) membangun rumah untuk orang asing (musafir), 10) mengajarkan Al Qur’an Al Karim.

Berdasarkan hadist shalllallahu ’alaihi wa salam dan nasihat dari Imam Suyuti di atas dapat dirangkum untuk memudahkan dalam mengingat menjadi “KAMIS PI”, dengan uraian sebagai berikut:

1. K (Keturunan) ,  setelah manusia mati dan masuk di alam kubur Allah SWT sudah memberikan nikmat dari anak  keturunan yang sholeh yang selalu memintakan ampunan, mendoakan dan selalu bersedekah atas nama bapak ibu mereka. Tentu saja kalau di alam kubur saja sudah diberi nikmat insyaAllah di alam akhirat di jamin Surga. Untuk mendapatkan keturunan yang sholeh sholihah tentu tidak instan, dimulai dari memilih calon ibu yang sholihah, kemudian mendidik tentang ilmu agama, menyekolahkan di lingkungan yang terjaga aqidahnya dan selalu mengarahkan untuk selalu berbuat baik, hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, sehingga menjadi generasi sholeh sholihah.

2.A (Al Quran), mushaf Al Qur’an yang ia wariskan,  bacaan dan hafalan yang selalu ia baca dan hafalkan dikala hidup insyaAllah menjadi syafa’at penolong di alam kubur dan tentu balasannya Surga. Salah satunya dengan ikut kegiatan meyebarkan mushaf Al Qur’an ke pondok pondok tahfidz. Dan tentu dengan rutin selalu membaca dan mencoba menghafalkan sekuat dan semampunya serta mengamalkannya. Al Qur’an inilah yang akan selalu mengalirkan kebaikan dikala orangnya sudah tiada.

3.M (Masjid), membangun masjid menjadi ladang amal yang selalu mengalir saat orangnya sudah meninggal dunia. Memakmurkan masjid dengan aktivitas sholat berjamaah, kajian tolabul ilmi, sarana membangun ummat, memecahkan persoalan ummat, menjadi pusat kegiatan masyarakat sehingga bisa mewujudkan masyarakat sejahtera.

4. I (Irigasi), mengalirkan air atau membuat sumur sumur untuk keperluan orang banyak dan menghindarkan dari kehausan dan kelaparan, karena air adalah sumber kehidupan, dengan air menumbuhkan tanaman bahan makanan, menghidupkan hewan, ikan sebagai sumber makanan pokok manusia. InsyaAllah  dengan membangun irigasi dan sumur ini menjadi amal jariyahnya. Caranya dengan ikut kegiatan sedekah sumur dll.

5. S (Sedekah), sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup inilah yang akan dituai saat ia di alam kubur menerangi dan menemaninya. Salah satu caranya dengan ikut Gerakan sedekah beras untuk anak yatim penghafal Al Qur’an, insyaAllah menjadi amal jariah.

6. P (Pohon), menanam pohon kurma atapun pohon yang hasilnya bisa dinikmati makhluk hidup, baik buahnya, rindangnya untuk berteduh dll. Cara paling mudah yang bisa dilakukan misalnya kalau berbuka puasa dengan kurma, biji kurma bisa ditanam di sepang jalan kampung yang dilalui, niatkan mengikuti sunnah Rasulullah ikuti proses pertumbuhannya hasilnya diserahkan kepada Allah SWT. Selain kurma buah apapun yang dikonsumsi, bijinya bisa ditanam. Bagi yang tidak punya lahan bisa ditanam di pot pot. Selain sudak bisa dinikmati dikala di dunia dan tentu akan dinikmati di akhirat.

7. I (Ilmu), ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan akan menjadi amal jariah sampai di akhirat, maka sebelum menyesal masih ada waktu maksimalkan untuk belajar sehingga memperoleh ilmu yang bisa bermanfaat sehingga bisa diajarkan dan disebarkan untuk orang banyak sehingga bisa menjadi amal jariah fiddunya wal akhiroh. Semoga yang sedikit ini bisa memberikan manfaat dan menjadi pengingat. 

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.