Petaka Polisi dan Kekuasaan Uang

Ilustrasi kekuasaan uang
Sumber :
  • vstory

VIVA - Kenapa pembersihan kepercayaan masyarakat terhadap Polri terasa sulit? Bayangkan saja, Kapolda Jatim dicopot, eh penggantinya Kapolda Sumbar dicokok propam. Iki piye?

Menkopolhukam sedang berpikir mau menerapkan tatanan Pancasila di APH aparat penegak hukum. Mengapa kok sulit mengangkat harkat tingkat kepercayaan masyarakat?

Ini gara-gara Kekuasan uang.

Ibarat Anda perhatikan kenapa kok angkot dan zaman jadul bus umum seenaknya ngetem? Ya, gara- gara uang.

Kenapa kok TNI zaman now memiliki trofi juara tingkat kepercayaan masyarakat?

Ini bukan masalah Pancasila. Tidak hanya itu.

Tapi Disiplin.

Setiap saat setiap hari, setiap minggu ada personil TNI yang dilaporkan kepada pimpinan, dihukum.

Mulai dari bisnis.

Ya. betul. Mulai dari bisnis. Bilamana Anda tahu, kenapa kok ada perusahaan menggaji kolonel bisa beli rumah-rumah beberapa? Ya, Betul bisnis. Oleh karena itu, bisnisnya diperiksa.

Sekarang dari paling atas, ada grup pimpinan, yang mempekerjakan 300 kolonel, buyar.

Bisnis adalah kekuasaan mesin uang

Jangan sepelekan. Kenapa kok orang orang sulit cari lowongan? Seandainya satu buka gado gado, Logikanya satu lagi buka kedai kopi. Lalu kenapa kok kedai kopi, misalnya bangkrut semua?

Pasti ada si komo.

Bagaimana mesin uang membawa petaka hancurnya masa depan ekonomi anak muda?

1. Pembajakan.

Zaman old, Kris Dayanti, Anang Hermansyah, Pingkan Mambo, Ahmad Dani mulai dari penghibur pentas jalanan. Dari kampung. Sekarang kaya. Tapi itu zaman jadul.

Sekarang penyanyi miskin lagi. Kris Dayanti, harus ganti job jadi anggota Dewan. Sedangkan Pingkan mambo ya bokek karena pembajakan. Ahmad Dani terpaksa jadi suaminya anggota Dewan. Mulan.

2. Pengemplang pajak

Misalnya satu tukang kedai kopi, Dia usaha bayar PPN, bayar PPH, bayar izin, bea cukai, tentu saja.

Kalau ada satu saja, perusahaan tidak bayar PPN, bayar PPH, bayar izin, bea cukai, maka seratus ribu pengusaha lainnya bangkrit eh bangkrut. Bayangkan saja selisih PPN, PPH, selisih biaya bea cukai, semuanya tidak kompetitif, gara gara si komo.

3. Penggondol anggaran

Perusahaan bayar pajak, pajak dikumpulkan oleh Menteri keuangan dirjen pajak untuk menyusun anggaran APBN dan APBD, oleh satu si komo anggaran digondol tikus.

Maka secara logika, si komo bayar pajak setrilyun, eh dia gondol anggaran dua puluh trilyun Alhasil si komo surplus pajak.

Maka dari itu, si komo buka kedai kopi, dia banting harga sepertiga dari kompetitor, sekonyong-konyong seratus ribu kedai kopi se Indonesia sekarat. Iyalah.

Jadi kenapa kok TNI bisa juara satu tingkat kepercayaan masyarakat? Ya bisnis yang menjadi karat-karat negara yang ditertibkan.

Sekarang, bagaimana bisnis judi, bisnis sepakbola, bisnis PPN, bisnis money game, robot trading, trading forex, koperasi indosurya, Net89, bisnis prostitutusi, bisnis pengedar, itu semua yang di depan mata di siang bolong. Kecuali prostitusi.

.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.