Dalam Kekuasaan Bergerak, Siapakah Matahari di Ufuk Timur?

Ilustrasi para ketua umum partai politik bertemu Presiden Jokowi
Sumber :
  • vstory

VIVA - Sebuah kekuasaan bergerak secara kelompok, mirip swarm atau kawanan lebah. Gerakannya seperti random acak.

Artinya gerakan tersebut bukan seperti pemain badminton mengalahkan seluruh peserta turnamen. Tapi lebih mirip dengan sepakbola.

Dalam kondisi gerakan penguasa vs oposisi saat ini mereka memanfaatkan momentum perpecahan antara kelompok satgasus vs pejabat struktural polri. Yang gara-gara Sambo pecah kongsi.

Kedua, memanfaatkan isu rivalitas TNI AD. Biasa antar leting ada persaingan. Setelah pangkat pasti yang dilihat adalah angkatan atau biasa disebut "leting".

Ketiga isu harga BBM naik. Pertamina dianggap singkatan dari per tahun minyak naik.

Ketiganya ini adalah cara oposisi memecah kekuatan swarm kawanan lebah.

Bisakah seseorang menjadi super?

Dalam gerakan kawanan lebah, tidak ada seseorang super. Mungkin ada Supermie. Kenapa?

Persis seperti sepakbola, tidak mungkin bola dipegang satu orang melainkan digiring bergantian. Ini bukan seperti paket JNE yang diantar orang-orang. Tapi mirip permainan bola-bola bilyar.

Pada saat bola Sambo ini disodok, maka semut-semut Coklat bubar. Sudah sejak zaman Dai Bachtiar, Bambang Hendarso, Tito Karnavian gerakan mereka rapat mengunci.

Sehingga gara-gara mereka kekuatan ABRI (zaman old disebut angkatan bersenjata) pecah. Calon TNI selalu kalah, sejak Wiranto, Prabowo, dll.

Oleh karena itu, pada saat seseorang masuk ke dalam kekuasaan kelompok, tidak ada tokoh hebat, yang hebat adalah partisipasi para pemangku kepentingan.

Mirip pertunjukan panggung boneka , tidak bisa satu tali membuat boneka menari-nari.

Pengalaman saya mendapatkan 'roh' atau marwah satu kekuasaan kelompok, mirip balon yang ditepuk ke atas. Kenapa kok balon bisa naik, ya ada yang menepuknya. Kekuasaan diri saya, usulan saya, Inisiatif saya harus dapat sambutan para pemangku kepentingan.

Siapakah Matahari di ufuk timur?

Oleh karena itu, tidak bisa satu orang inginkan menjadi hero. Seperti Prabowo, mau empat kali nyalon terbukti tali-tali boneka menarik-narik ke arah lain.

Demikian hero lainnya seperti AHY dan SBY yang lemas tidak berdaya. Tidak usah memikirkan ambisi super hero. Nanti bisa post power syndrome.

Yang pasti saat ini kekuatan barisan tim besar dibangun di TNI. Mirip acara rapat dengar pendapat RDP dengan Menteri pertahanan, TNI, KSAD, hanya ada satu Matahari.

Dengan demikian kalaupun seseorang itu muncul sendiri dalam Konstelasi kekuasaan, adalah hasil resultan kehendak orang-orang pejabat pemangku kepentingan.

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.