Amankah Menyimpan Data di Awan?

Awan
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Fenomena menyimpan file data seiring  dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian canggih. Diawali dari komponen penyusun tempat menyimpan file dari Punch Card sampai dengan Cloud Data Storage tidak bisa terlepas dari unsur besi (Fe).

Besi sendiri bukan benda berasal dari alami bumi, namun diduga berasal dari benda langit yang ada di alam semesta. Besi merupakan salah satu fenomena semesta.

Dalam QS. Al Hadid ayat 25, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

Ayat ini menjelaskan bahwa besi memiliki sifat kekuatan, dan Allah menyebutnya sebagai kekuatan yang hebat yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Kekuatan besi ada pada kisah Nabi Daud dan Dzulkarnain. Sebenarnya keberadaan besi ini juga menjadi ujian bagi manusia, apakah akan digunakan untuk menolong agama-Nya dan Rasul-Nya dalam menegakkan sendi sendi Dinnul Islam atau justru sebaliknya akan digunakan untuk menentang ketatapan-ketetapan-Nya.

Jika besi dipakai untuk kemaslahatan manusia maka kekuatan yang hebat dari besi itu akan berbuah menjadi kebaikan bagi manusia, namun sebaliknya jika dipakai untuk menentang-Nya maka kerusakan di muka bumi bagi manusia tidak akan terelakkan lagi (kehancuran bumi).

Pada kalimat wa’anzalna al Hadida, Dr. Asrofi, M.Hum dari Kantor Depag Gunungkidul menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi, berarti keberadaan besi bukan asli unsur bumi, namun berasal jadi dari benda langit besi berada kemudian Allah turunkan ke bumi. Dan terbukti benda benda luar angkasa seperti meteor, asteroid mengandung unsur besi.

Dalam sejarah pembuatan benda benda yang hebat seperti keris pusaka terbuat dari benda “luar angkasa” sebagai bahan dasarnya. Pengertian yang lain dari lafal anzalna adalah menciptakan atau menampakkan sesuatu yang tadinya tidak tampak.

Keistimewaan al-Hadid (besi) dalam Al-Quran yaitu bahwa surat al-Hadid termasuk dalam uratan surat ke-57, atau pas pertengahan surat dari 114 surat yang ada dalam Al-Quran.

Sedangkan dari ilmu Kimia, bahwa isotop pada besi alami memiliki rentang berat inti 54 sampai 60, dan bilangan pertengahannya adalah 57.

Dalam perjalanan waktu alam raya ini, besi merupakan unsur yang memiliki kecenderungan terjadi peningkatan kelimpahannya. Hal ini disebabkan semua nuklida (unsur-unsur dengan variasi isotopnya) di alam berakhir perjalanannya menjadi besi, melalui sejumlah jalur-jalur reaksi nuklir.

Salah satu kecenderungaan kelimpahan unsur besi di alam dapat dilihat melalui kelimpahan unsur di tata surya. Dengan demikian keistimewaan besi, dapat dikatakan sebagai unsur yang memiliki inti paling stabil, dengan nomor atum 26 karena protonnya berjumlah 26.

Sedangkan isotop sendiri merupakan fenomena satu unsur yang memiliki ragam jumlah neutron. Salah satu isotop besi adalah 54 Fe, 54 adalah jumlah proton dan neutron.

Besi sendiri memiliki proton sebanyak 26, sehingga isotop 54Fe memiliki jumlah neutron sebanyak 28 buah. Isotop besi alami terdiri atas 54Fe, 56Fe, 57F, 58Fe dan 60Fe.

Dari deret isotop besi alami ini memberikan median atau nilai tengah 57 sekaligus jumlah nukleon isotop teringan dan dan terberatnya adal 114 (54+60). Dengan demikian dapat diambil hikmah bahwa fenomena angka besi 57 sesuai urutan al Hadid dalam Al Qur’an dari keseluruhan pada Al Qur’an.

Tubuh manusia juga semua bagiannya tidak bisa dilepaskan dari unsur besi. Semua bagian tubuh manusia dialiri oleh darah, di mana unsurnya dari besi. Dengan piranti zat besi ini  menurut Dr. Asrofi, M.Hum tubuh manusia mencatat, merekam, meng”capture “ setiap perbuatan manusia baik amal baik maupun perbuatan salah yang kemudian termemorisasi dan terdigitalisasi yang selanjutnya terkirim ke sever yang ada di Cloud Data Storage pada setiap identitas manusia.

Setiap manusia mempunyai file data sendiri-sendiri yang aman tersimpan angkasa secara unik. Dengan zat besi dalam tubuh juga berfungsi untuk menyaring, memilah dan memilih mana yang memberi manfaat mana yang tidak. Dengan control dari hati nurani yang bersih yang bisa menyaring mana perbuatan yang baik dengan yang buruk, bagaimana kalau sudah berbuat buruk, kemudian data terkirim ke server di awan (cloud)?.

Semua perbuatan manusia terekam dan akan tersimpan di awan (cloud). Bila perbuatan buruk tersimpan di server di awan, maka manusia diingatkan untuk taubat yang sungguh, menyesali perbuatannya dan berniat tidak mengulanginya lagi. Maka Allah dengan menerima taubat hambanya, meskipun data di server masih tercatat tapi Allah sudah mengampuninya. Inilah Cloud Data Storage buatan sang Khalik yang menyimpan file semua perbuatan manusia secara unik untuk bahan pertanggungjawaban di akhirat, sudah pasti benar tidak mengandung eror sedikitpun.

Oleh karena itu, dengan adanya unsur besi di tubuh manusia menjadikan kita sebagai manusia untuk selalu berhati-hati dalam berbuat dan berperilaku, segera bertaubat apabila melakukan kesalahan. Selalu diawasi oleh Sang Khalik.

Sedangkan  Cloud Data Storage buatan manusia sebagai makhluk untuk menyimpan file data bisa lupa dan salah, terbajak dan lain-lain, jadi masih belum aman 100 persen (meskipun dipahami buatan makhluk pasti tidak bisa 100 persen sempurnanya).  Sehingga perlu dijaga, dipelihara dan diamankan secara berkala.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.