Kantong Ampul, Inovasi Pencegahan Kecelakaan Kerja Yogyakarta

Sumber : Jurnal “Efektivitas Kantong Ampul Suatu Inovasi untuk Pencegahan Kecelakaan Kerja” Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Sumber :
  • vstory

VIVA – Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di lingkungan rumah sakit. Hal ini dikarenakan rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan di segala bidang dan jenis penyakit. Oleh karena itu, rumah sakit harus mampu menyediakan dan melaksanakan upaya melindungi seluruh sumber daya manusia yang ada di rumah sakit, baik dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja.

National Safety Council (Kepmenkes RI, 2007) menyebutkan bahwa angka kecelakaan rumah sakit 41% lebih tinggi dibandingkan pekerja di industri lain. Kasus yang pernah terjadi antara lain tertusuk jarum suntik, terkilir, sakit pinggang, tergores, terpotong, luka bakar, penyakit menular, dan lainnya. Selaras dengan itu, Occupational Safety and Health Administration (OSHA) juga menyatakan pada tahun 2013 bahwa tingkat cedera di tempat kerja di rumah sakit adalah dua kali lipat dari industri lain.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu masalah yang sangat penting. Kecelakaan akibat kerja dapat secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan kerugian bagi perusahaan, antara lain keterlambatan penyelesaian pekerjaan, penurunan produktivitas, dan biaya penyembuhan bagi karyawan. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya kerugian materi bagi perusahaan namun juga dapat menimbulkan korban jiwa serta penderitaan bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan.

Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya kecelakaan harus diteliti untuk selanjutnya dilakukan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab serta dengan upaya preventif agar kecelakaan tidak terulang kembali.

Risiko bahaya dalam kegiatan rumah sakit dalam aspek kesehatan kerja, antara lain berasal dari sarana kegiatan di poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar rontgent, kamar operasi, instalasi gizi, laundry, ruang medical record, bagian rumah tangga (housekeeping), farmasi, sterilisasi alat - alat kedokteran, pesawat uap atau bejana dengan tekanan, instalasi peralatan listrik, instalasi proteksi kebakaran, air limbah, sampah medis, dan sebagainya.

Berdasarkan kondisi tersebut Yustiana Olfah dkk dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, berkeinginan untuk membuat inovasi untuk salah satu penyebab yaitu untuk mencegah tergores ampul dengan cara membuat kantong ampul, sehingga didapatkan gambaran tentang kebermanfaatan kantong ampul tersebut. Inovasi kantong ampul ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu cedera akibat membuka ampul oleh perawat bedah dan perawat/penata anastesi yang bertugas di kamar operasi Rumah Sakit Umum (RSUD) Kab Sleman dan RS Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kantong ampul yaitu wadah untuk memasukkan ampul obat yang terbuat dari kain yang berfungsi untuk membantu mencegah cidera pada saat mematahkan ampul obat sebelum obat digunakan. Efektivitas yaitu berhasil guna usaha mencegah cidera pada saat mematahkan ampul obat.

Cara penggunaan kantong ampul, yaitu pertama buka penutup pada kantong ampul, selanjutnya masukan ampul obat dengan posisi kepala ampul menghadap keatas dan masuk ke lubang kantong ampul, lalu tutup penutup kantong ampul dengan merekatkan pada bagian perekat di badan kantong, dan Kepala ampul siap untuk dipatahkan.

Dengan menggunakan kantong ampul pada saat mematahkan ampul obat sebelum obat digunakan lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan kassa untuk mencegah perlukaan saat membuka ampul.

Berdasarkan SPO (standard operational prosedure) yang telah disepakati bersama tentang cara membuka ampul adalah dengan memutar ampul agar obat yang berada di atas leher ampul masuk ke dalam ampul, melindungi ampul dengan kassa dan patahkan leher ampul ke arah menjauh dari tubuh, jika perlu menggunakan gergaji ampul.

Menyiapkan obat memiliki bahaya fisik pada saat menggunakan jarum suntik dan memecahkan ampul, dampaknya adalah luka tusukan jarum dan luka gores pecahan ampul. Dampaknya sangat berbahaya apabila pasien memiliki riwayat pasien menular sehingga petugas kemungkinan tertular penyakit hepatitis AIDS dan HIV.

Perawat disarankan memiliki sikap positif terhadap prosedur pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja terutama tindakan preventif, agar secara proaktif menerapkan ilmu baru tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Semakin proaktif menerapkan ilmu baru maka akan semakin bersikap positif dalam pelaksanaan K3 sehingga akan mengurangi kejadian kecelakaan kerja.

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.