Sulitnya Komnas HAM Mengungkap Kebenaran, Kenapa?

Komnas HAM
Sumber :
  • vstory

VIVA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akhirnya mengaku kalau timnya mengalami kesulitan mengungkap kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di rumah Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.

Hal itu disampaikan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Ia mengatakan, kesulitan itu disebabkan kamera pengintai alias CCTV di tempat kejadian perkara (TKP), disebut tak berfungsi.

Mengungkap kebenaran

Adalah sangat rumit dan sulit. Kenapa? Karena kebenaran itu seperti gadis telanjang, dia menutupi diri.

Oleh karena itu perlu Kebijaksanaan. Apakah 7 konsep Kebijaksanaan?

1. Kehendak dan tujuan

Ada pepatah kuno mengatakan, dunia tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak kita. Kenapa?

Misalnya, bahkan kehendak Komnas HAM tadi ditutupi oleh kuasa ibu putri.

Apa beda kehendak dan tujuan?

Kehendak adalah intention, atau motif, atau modus. Misalnya kehendak salesman ingin menjual produk. Pada saat kehendak itu ada, seketika dunia tidak menguntungkan posisi salesman tadi.

Sama dengan, Anda whatsapp

Pak Goen, mohon izin boleh pinjam uang ? Tidak

Pasti timbul halangan pada setiap kehendak kita.

Tujuan itu bebas dari pamrih. Misalnya tujuannya saya ingin membantu Calon Presiden. Nah, tujuan ini netral. Bisa tercapai bisa tidak. Tidak tercapai pun, bukan masalah.

Persoalannya, kita tidak fokus pada tujuan. Sedangkan Tuhan memberi Kebijaksanaan, jangan pamrih.

Kehendak itu seperti Jin Aladin yang terbelenggu. Dia terjerat. Misalnya, Anda berkehendak untuk melamar Ayu Ting Ting, seketika kehendak tersebut menyelimuti pandangan.

Tadi saya ketemu seorang owner perusahaan yang ingin dijual. Sepanjang satu jam dia bercerita seratus halangan yang timbul sulitnya kehendak dia ingin menjual perusahaannya.

2. Jangan melebih-lebihkan penderitaan

Saya dengerin owner perusahaan tadi seperti dia melebih-lebihkan penderitaan dia. Faktanya, kenyataan yang saya lihat tidak begitu. Tapi dia sudah merasa dunia melawan kehendak dia, dan hampir putus asa.

Kenapa tujuan itu penting?

Karena tanpa tujuan jelas, kita ibarat perahu layar tidak bisa menangkap angin, bila tidak jelas mau arah ke mana.

3. Tujuan yang jelas menjadi pedoman patokan mata melihat.

Pada dasarnya pandangan mata kita ini bias. Misalnya, pada saat kita berjuang, misalnya ujian akhir skripsi, Sekonyong konyong semuanya serba sulit.

Atau, ada pepatah the missing tile, keramik bolong. Kita terfokus melihat keramik bolong terus. Kita tidak sadar dan tidak melihat jelas fakta kondisi ruangan, karena kita terfokus melototi keramik yang bolong.

Misalnya, pada saat tadi saya membantu owner perusahaan yang ingin dijual, sukses atau tidak, bukan masalah. Kita pun melihat fakta dengan gamblang. Tidak salah fokus.

4. Merasa rugi

Misalnya, tadi pagi saya menyetir mobil dari BSD ke kelapa gading, bayangkan bila tadi saya gagal, berasa rugi bukan. Otomatis setiap hari kita menghitung rugi. Padahal Tuhan sudah menyiapkan rezeki, berkat setiap hari, tapi setiap hari kita menghitung rugi.

Otomatis kebenaran dan Kebijaksanaan terus menutupi diri.

5. Melihat sisi di balik tembok

Kesulitan orang kebanyakan adalah terlalu ego. Misalnya Anda melihat gajah, yang terlihat adalah tembok hitam. Tidak kelihatan apa apa, karena ketutup gajah.

Pepatah mengatakan gajah di pelupuk mata. Tidak nampak.

6. Merasa bersalah

Kecenderungan orang gara-gara sulit melepaskan ego, maka dia merasa bahwa gara gara kesalahan dia, maka seolah-olah dunia melawan kekuatan dia. Persis bertinju dengan Mike Tyson.

7. Fokus pada kehendak orang-orang lain

Misalnya pun kita ketemu Ayu Ting Ting, tidak mungkin dia mau menurut pada kehendak kita. Iyalah. Gadis terbiasa dikadalin, dibohongi, dan enak saja. Dasar lelaki, Demikian kata Ayu Ting Ting.

Kecuali kita menemukan kehendak Ayu Ting Ting tersebut. Setiap orang tunduk pada kehendak dirinya, oleh karena itu kuasa kita sumbernya pada saat menemukan kehendak orang-orang lain.

Oleh karena itu, kembali hilangkan pamrih, lihat pandangan mata secara clarity jernih.

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.