Perubahan Ponsel Genggam Menjadi Penunjang Kehidupan di Kota Cimahi

Taman Alun-alun Kota Cimahi. Gambar merupakan arsip penulis
Sumber :
  • vstory

VIVA – Digitalisasi menjadi bentuk modernisasi yang paling menonjol di abad ke-21 ini. Digitalisasi ini menjadi salah satu bagian terpenting dalam gaya hidup masyarakat modern. Bahkan digitalisasi ini pun tidak hanya terjadi masyarakat di kota besar, bahkan kota-kota kecil dan kabupaten-kabupaten pun sudah mengalami digitalisasi besar-besaran yang hampir terasakan oleh seluruh masyarakat yang ada, khususnya di Indonesia.

Pada kali ini, penulis akan menjelaskan digitalisasi yang terjadi di Cimahi juga perubahan dan penggunaan alat komunikasi digital yang ada menjadi alat penunjang kegiatan sehari-hari.

Sejatinya, Kota Cimahi merupakan kota otonom yang cukup berdekatan dengan pusat modernisasi di Jawa Barat, yaitu Kota Bandung. Sehingga, wajar saja jika Kota Cimahi cukup cepat menerima digitalisasi dan modernisasi, karena terpengaruh pergerakan digitalisasi Kota Bandung. Hal ini menyebabkan digitalisasi dan modernisasi di Kota Cimahi pun berkembang dengan sangat pesat. Apa saja tanda-tandanya?

Bisa ditarik logika, bahwasanya sebuah kota dikatakan modern jika sudah mulai bergerak dari kebiasaan tradisional menuju kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya bergantung pada teknologi. Contoh mudahnya penggunaan ponsel cerdas. Seakan-akan ponsel cerdas tidak bisa jauh dari gaya hidup digital dan modern. Berdasarkan kebiasaan inilah, maka dari ponsel cerdas terus dinovasikan untuk menunjang kehidupan. Dari awalnya hanya untuk komunikasi, hingga sekarang sudah menjadi penunjang kehidupan.

Salah satu contoh perubahan alat komunikasi digital yang terlihat di Kota Cimahi adalah penggunaan sistem jual beli online yang cukup menggunakan ponsel cerdas.

Perubahan ini cukup signifikan dalam gaya hidup jual beli, karena baik penjual ataupun pembeli sama-sama menggunakan alat digital komunikasi ini untuk mengakses sistem komunikasi perdagangan pembelian ini. Untuk penjual bisa mengakses hasil-hasil dagang atau barang dagangan, sementara pembeli bisa mengakses menu-menu atau pilihan-pilihan barang dagangan.

Contoh yang paling mudah ditemui adalah cara berkomunikasi. Cara berkomunikasi di tahun 2022 ini sudah sangat jauh berbeda dengan cara berkomunikasi di tahun 2010, atau bahkan 2014.

Hampir seluruh insan masyarakat sudah mengenal aplikasi-aplikasi penunjang komunikasi yang berbasis teks atau chatting. Berdasarkan pengelaman pribadi penulis, penulis sempat menhubungi seorang tukang untuk memperbaik rumah secara telepon biasa, namun sering sekali tidak terangkat. Ketika ditanya, tukang tersebut menjawab bahwasanya memang telepon itu tidak terangkat, dan tidak bisa menelepon balik dikarenakan tidak memiliki pulsa. Si tukang tersebut malah menyarankan untuk lebih berkomunikasi lewat platfom chatting

Contoh berikutnya yang paling mudah ditemui adalah penggunaan ponsel cerdas untuk kebutuhan transportasi umum dan pemesanan makanan. Hal ini memang dipelopori oleh salah perusahaan transportasi dan pengiriman terbesar saat ini, yaitu PT. GoTo Gojek Tokopedia (merger antara PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan Tokopedia).

Namun secara penyebarannya, mungkin sudah dari tahun 2018 sudah sangat merata di Kota Cimahi. Hal ini tentu berdampak pada gaya hidup masyarakat sehari-hari. Yang biasanya menggunakan angkot ataupun taksi, sekarang lebih memilih ojek online. Hal serupa juga sama dengan sistem jual beli makanan minuman. Para penjual bisa lebih menggaet pasar yang lebih besar bila bergabung dengan menjadi mitra di aplikasi transportasi online tersebut.

Berdasarkan ilmu Komunikasi dan Perubahan sosial, terdapat tiga pendekatan sosial yang secara umum bisa ditarik kedalam perubahan. Tiga pendekatan tersebut adalah Pendekatan Mekanistik, Pendekatan Partisipatori, dan Pendekatan Komunikasi Humanistik.

Menurut penulis sendiri, peristiwa ini bisa lebih dikaitkan kepada pendekatan komunikasi humanistik. Mengapa? Pendekatan Humanistik sendiri adalah sebuah pendekatan yang memberikan perhatian kepada manusia, tidak menganggapnya sebagai benda yang merekam seperangkat pengetahuan. Humanistik menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia, dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai manusia yang utuh berkembang.

Berdasarkan pengertian di atas, bisa ditarik bahwasannya perubahan tujuan alat komunikasi ini menjadi sebuah alat pembantu manusia untuk utuh berkembang. Utuh berkembang ke arah digitalisasi modernisasi. Mengapa demikian? Karena walau sudah berubah ke arah tersebut, masyarakat Cimahi bisa dibilang masih sangat menjunjung tinggi solidaritas antar tetangga.

Setidaknya itu yang penulis rasakan selama ini. Hal ini terjadi mungkin karena prinsip dan kebudayaan masyarakat Cimahi yang masih menjunjung tinggi kebiasaan-kebiasaan adat Sunda dalam berkehidupan.

Kesimpulan yang penulis adalah perubahan arah atau repurpose penggunaan teknologi komunikasi ini sangat menandai evolusi masyarakat Cimahi dari kehidupan tradisional ke arah modern. Hal ini juga mengubah gaya hidup, baik secara karier, maupun sekadar hiburan semata. Satu hal yang pasti bahwwa digitalisasi, atau secara umum globalisasi, terjadi dengan sangat cepat, dan tidak dapat dihentikan.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.