Perubahan Iklim Pengaruhi Rasio Seks Serangga
- vstory
VIVA – Perubahan iklim yang terjadi sejak beberapa dekade terakhir telah memberikan dampak terhadap sistem alam dan manusia. Dampak tersebut juga ditemukan dengan adanya perubahan kuantitas dan kualitas air, pergeseran rentang geografis, pola migrasi, kelimpahan dan keanekaragaman spesies. Terdapat bukti bahwa perubahan iklim mempengaruhi sistem biologis pada berbagai skala, dari gen hingga ekosistem di alam.
Perubahan iklim yang ditandai dengan meningkatnya suhu secara fisiologis dapat memodulasi rasio seks atau jenis kelamin. Penentuan jenis kelamin yang bergantung pada suhu selama perkembangan embrio ditemukan pada spesies dari kelompok reptil. Kelompok lainnya adalah burung. Pada beberapa burung dan serangga, suhu perkembangan juga diketahui menyebabkan kematian yang berbeda antara jantan dan betina.
Serangga yang diketahui memiliki rasio seks berbeda akibat perubahan iklim antara lain Trichogramma sp. (Himenoptera: Trichogrammatidae); Bradysia difformis (Diptera: Sciaridae); dan Sciara ocellaris (Diptera: Sciaridae).
Peningkatan suhu lingkungan yang memicu perubahan iklim menyebabkan rasio sex Trichogramma sp. berbeda. Rasio jenis kelamin jantan Trichogramma dilaporkan lebih tinggi pada suhu yang hangat (34 derajat Celcius). Kemampuan Trichogramma dalam memprogram jenis kelamin keturunannya terganggu ketika dalam perlakuan suhu rendah.
Hal ini karena terjadi adanya aktivitas jeda dalam gerakan perut betina selama proses oviposisi. Suhu rendah ini juga memicu serangga untuk berdiapause atau menghentikan aktivitasnya sampai suhu menghangat.
Dengan meningkatnya jumlah jantan Trichogramma akibat suhu meningkat yang memicu perubahan iklim, mengakibatkan tingkat parasitisasi telur hama berkurang. Hal ini karena jumlah serangga jantan meningkat sedangkan jumlah serangga betina menurun seiring dengan meningkatnya suhu lingkungan. Padahal, serangga betina yang memiliki kemampuan parasitisasi serangga hama.
Hal berbeda ditemukan pada dua spesies dari ordo Diptera famili Sciaridae, Bradysia difformis dan Sciara ocellaris. Dua spesies tersebut memiliki rasio jenis kelamin betina lebih banyak dibandingkan jantan ketika suhu menghangat. Fenomena ini perlu diwaspadai terutama bagi serangga hama seperti lalat buah yang merupakan serangga dari ordo Diptera.
Rasio jenis kelamin betina yang semakin banyak ketika suhu menghangat dapat memicu ledakan hama pada pertanian. Hal ini karena betina melakukan oviposisi atau meletakkan telur pada pertanaman dengan jumlah yang lebih banyak. Tidak hanya itu, serangga betina juga akan memprogram keturunannya agar rasio betina tetap lebih banyak dari jantan.
Secara tidak langsung, perubahan iklim yang dipicu akibat meningkatnya suhu bumi dapat menyebabkan ledakan hama pertanian. Hal ini karena jumlah serangga hama betina meningkat sedangkan jumlah serangga betina parasitoid menurun.