Analisis Implementasi Kurikulum Tematik di Era Pandemi
- vstory
VIVA – Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negeri belahan dunia khususnya di Negara Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 telah mempengaruhi sektor dalam pendidikan sehingga pembelajaran tatap muka ditiadakan terlebih dahulu untuk memutus penyebaran Covid-19.
Pelaksanaan pembelajaran tematik di masa pandemi Covid-19, melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan model daring (dalam jaringan) yang dimulai pada Senin, 16 Maret 2020 dengan menggunakan aplikasi WhatsApp, Google Meet, Zoom, Google Form, Google Classroom, dan Youtube.
Dalam pelaksanaan tematik daring kegiatan pendahuluan dibuka dengan salam, menanyakan kabar, pada kegiatan inti diharuskan siswa aktif dalam tanya jawab saat pembelajaran, secara tidak langsung siswa diajarkan oleh dua orang pendidik yaitu bapak ibu guru dan orang tua.
Penyampaian materi dengan menggunakan VN (Voice Note) WhatsApp. Kegiatan penutup diakhiri dengan salam penutup dan penyampaian pesan guru. Kegiatan evaluasi dengan pemberian tugas yang dikumpulkan dalam bentuk foto, video ataupun Video Call WhatsApp yang dikirimkan kepada guru tematik tersebut.
Menurut Qautsar Iman, selaku Wakil Kepala Sekolah SD Negeri 190 Pekanbaru bidang Kurikulum, “Tematik memang sudah menjadi kurikulum SD sejak tahun 2013. Artinya seluruh mata pelajaran terintegrasi menjadi satu tema pembelajaran. Walaupun nanti di dalam penilaian masih terpisah. Jadi implementasi kurikulum 2013, tematik sudah diimplementasikan sejak tahun 2013 walaupun bertahap sudah banyak perubahan beberapa kali sampai saat ini masih tetap dilaksanakan dan diterapkan”.
Ia juga mengatakan dalam situasi pandemi ini, sulit menerapkan pembelajaran tematik. Karena target utama dalam pembelajaran tematik dalam setiap mata pelajaran menyisipkan unsur nilai karakter siswa. Tetapi, dalam pembelajaran tematik daring ini, sedikit nilai karakter yang bisa diterapkan.
Semenjak sebulan belakangan ini, diberlakukannya PTM Terbatas, siswa diperbolehkan masuk ke sekolah selama dua hari. Ia juga berharap, semoga kondisi pendidikan kembali normal di SD Negeri 190 Pekanbaru dan di sekolah manapun.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik daring adanya kendala yang dirasakan oleh guru, orang tua dan kepala sekolah seperti sinyal yang tidak lancar di daerah tempat tinggal, tidak semua siswa memiliki fasilitas berupa gawai atau komputer, dan siswa sering kali jenuh dengan pembelajaran tematik daring.
“Semenjak pembelajaran tematik daring dilakukan, banyak siswa yang awalnya tidak paham menggunakan gawai, sekarang sudah membuat anak menjadi candu untuk memainkannya. Dalam kondisi saat ini, perhatian orang tua sangat diperlukan, agar anak tidak menyalahgunakan gawai,” ujar Qautsar Iman.
Solusi yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah terkait sinyal yaitu pihak sekolah menyarankan siswa yang berdekatan untuk datang ke rumah temannya, saat berlangsungnya PTS atau PAT sinyal tidak lancar siswa diperintahkan untuk datang ke sekolah bersama orang tua mengambil soal ujian.
Solusi yang diberikan oleh orang tua seperti membuat ruangan khusus memantau selama pembelajaran tematik jarak jauh, belajar sembari bermain dan membantu saat kesulitan. (Monalisa Sikumbang, Nurul Khoiriyati, Putri Wahyuni, Selpia Vitaloka Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Riau)