Kanal Indonesiana sebagai Media Ekspresi dan Promosi Budaya

Keragaman budaya Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga
Sumber :
  • vstory

VIVA – Indonesia adalah Negara kaya. Tidak hanya dengan sumber daya alamnya yang melimpah, tetapi juga ragam budaya yang dimiliki. Terbentang dari Sabang hingga Merauke, Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang tidak dimiliki oleh Negara lain.

Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, ada lebih dari 300 kelompok etnik atau 1.340 kelompok suku bangsa di Indonesia. Keanekaragaman ini mencetuskan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu. Meski memiliki aneka ragam suku, budaya, agama, dan golongan, Indonesia tetaplah satu kesatuan.

Dikutip dari laman cnnindonesia.com (23/2/2021), setidaknya ada 7 (tujuh) ragam budaya yang dimiliki Indonesia. Di antaranya rumah adat, upacara adat, pakaian tradisional, pakaian adat, alat musik dan lagu tradisional, senjata tradisional, dan makanan khas.

Keragaman budaya Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga dan lestarikan agar tidak lenyap. Salah satu caranya adalah dengan tetap mempromosikan kegiatan wisata dan kebudayaan daerah lewat berbagai media.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) selama ini telah sukses melaksanakan berbagai program Merdeka Belajar yang sudah memasuki episode 13. Sejumlah program prioritas dilaksanakan dan sebagian besar telah mencapai target di 2020.

Pada 2021, seluruh program prioritas tersebut berada pada jalur yang tepat sehingga, realisasi program mendekati target yang ditetapkan meski terkendala pandemi. Program prioritas tersebut terbalut dalam kebijakan Merdeka Belajar yang telah hadir sejak 2019 dan terus berlanjut hingga 2021.

Selama ini, Kemendikbudristek adalah salah satu kementerian yang dalam tugasnya juga terbentur dengan adanya pandemi Covid-19. Wajar jika sejumlah program juga ada yang keteteran dan perlu evaluasi demi kemajuan dan perkembangan pendidikan.

Mengikuti jejak program Merdeka Belajar 1-5 yang berlangsung sejak Desember 2019 hingga Juli 2020, selama kurun waktu setahun terakhir (Oktober 2020-Oktober 2021), setidaknya ada delapan kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, yaitu Merdeka Belajar Episode 6 hingga Episode 13.

Merdeka Belajar Episode 6 menekankan pada transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi; Episode 7: Sekolah Penggerak; Episode 8: SMK Pusat Keunggulan; Episode 9: Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka; Episode 10: perluasan program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP); Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi, Episode 12: Sekolah Aman Berbelanja bersama SipLah, dan Episode 13: Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana.

Dalam tulisan ini, penulis tertarik untuk mengulik program Merdeka Belajar 13 yang mengusung tema: Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana. Dalam program ini, Kemendikbudristek ingin mempertahankan kebudayaan yang dimiliki Indonesia lewat kanal Indonesiana. Sebuah upaya yang patut diapresiasi dan disambut baik karena, jika tidak dilestarikan, keberadaan budaya Indonesia akan hilang digerus zaman.

Dalam berbagai kegiatan seperti peringatan Kemerdekaan Indonesia, kita sering kali melihat para tokoh yang bangga memakai pakaian adat. Seperti pada perayaan Kemerdekaan Indonesia Agustus kemarin, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenakan pakaian adat Baduy. Ini disambut baik oleh sejumlah pihak, meskipun tak sedikit juga yang bersikap nyinyir. Padahal, dengan mempertahankan pakaian adat lewat kegiatan atau acara kebangsaan, masyarakat jadi tahu aneka macam pakaian adat yang dimiliki Indonesia.

Peluncuran Kanal Indonesiana

Dikutip dari laman merdeka.com (05/11/2021), kanal Indonesiana diluncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode ke-13, yakni: Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana. Kanal ini dapat diakses melalui laman http://indonesiana.tv, siaran televisi jaringan Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), serta Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan TikTok kanal Indonesiana TV.

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan, kanal Indonesiana merupakan salah satu upaya mewujudkan visi pemajuan kebudayaan, yakni Indonesia bahagia berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan dan menyejahterakan.

Menurutnya, Indonesia adalah negara pertama di dunia yang memiliki Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) untuk mengukur pemajuan kebudayaan. Dalam mengukur IPK, aspek yang dinilai adalah warisan budaya, ketahanan sosial budaya, pendidikan, ekonomi budaya, gender, budaya literasi, dan ekspresi budaya.

Nadiem menambahkan, Kanal Indonesiana adalah suatu platform wadah ekspresi merdeka berbudaya dan bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya.   

Lewat live streaming YouTube Kemendikbud RI pada Jumat, (03/09), Hetifah Sjaifudin, Wakil Ketua Komisi X DPR RI menjelaskan, Pemerintah wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. “Kami mengapresiasi mitra terbaik yang sekarang meluncurkan Kanal Indonesiana, karena ini juga manifestasi dari Undang-Undang baru soal kemajuan kebudayaan Indonesia”, ucapnya.

Sementara itu, Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan menyebutkan tayangan favoritnya di Kanal Indonesiana, salah satunya adalah “Susur Budaya”. Konsepnya adalah perjalanan. Traveling melalui kacamata anak muda.

Diluncurkannya kanal Indonesiana disambut positif Penggiat Budaya dan Maestro Tari, Didik Ninik Thowok. Menurutnya, kerinduan seniman Indonesia untuk berekspresi, akan terwujud dalam kanal Indonesiana ini.

Vira Talisa, seorang penyanyi, mengatakan, “Saya yakin suguhan informasi dari Kanal Indonesiana akan menarik bagi generasi saya. Saya pikir, jika sebuah tradisi musik bisa diekspos dan disajikan secara mudah di platform televisi, maka akan memberikan kemudahan untuk melihat berbagai macam budaya yang sangat indah dan magis.

Wujudkan SDM Unggul

Pandemi Covid-19 belum benar-benar pergi. Karena itu, kewaspadaan harus tetap dijaga, terutama bagaimana memperhatikan protokol kesehatan dan sosialisasi pentingnya vaksinasi untuk kekuatan imunitas tubuh.

Namun begitu, Pemerintah terus berupaya untuk terus melanjutkan program-program pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di berbagai bidang. Secara garis besar, sejumlah kebijakan dan program Merdeka Belajar yang diusung Kemendikbudristek selama ini memiliki tujuan mencapai pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. (Untung Wahyudi, Lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya)

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.