Seleksi KPID NTB 2021 yang Kental akan Nepotisme
- vstory
VIVA – Dengan beredarnya 14 nama yang masuk sebagai pemenang dalam seleksi KPID pekan kemarin, menyisakan beberapa persoalan. Salah satunya adalah hilangnya perangkingan di mana pada uji kompetensi adanya peserta yang mendapatkan nilai cukup tinggi malah tidak masuk di 14 besar.
Justru yang masuk adalah peserta dengan nilai uji kompetensi rendah. Jelas ini cacat logika, bagaimana mungkin peserta yang nilai uji kompetensinya berada di angka 7 besar tidak masuk di 14 besar, lalu diganti peserta yang nilai uji kompetensinya rendah.
Persoalan lainnya yang tidak kalah janggal adalah menumpuknya representasi salah satu daerah di NTB yang mana dari 7 orang komisioner ditempati, 4 orang yang berasal dari satu daerah. Jelas ini sangat kentara tidak memerhatikan keterwakilan. Misalnya peserta dari Lombok Timur tidak satupun masuk diangka 7. Padahal Lombok timur juga harus mendapatkan paling tidak satu komisioner ataupun 2 jikalau merujuk pada jumlah penduduk dan banyaknya media siarannya.
Setelah ditelusuri, ternyata seleksi KPID baru-baru ini memperioritaskan keluarga dekat dan asal kedaerahan yang membuat persoalan senjangnya masalah ketidakterwakilan. Bahkan Samawa, sebagai representasi Sasambo juga tidak masuk dalam 7 besar tersebut. Disinyalir seleksi KPID masa ini merupakan seleksi terburuk yang pernah dilakukan dengan kentalnya persoalan nepotisme di dalamnya.
Salah satu peserta yang coba dihubungi oleh wartamataram.com, siap beradu dengan peserta yang nilai uji kompetensinya rendah tersebut. “Karena bagaimanapun itu harus menjadi perhatian. Jangan karena ketiadaan dukungan di dewan, kemudian orang yang semestinya mendapatkan uji kompetensi di angka 7 besar menjadi tidak masuk diangka 14 besar. Ini sangat cacat logika.” pungkasnya.