Seniman Betawi Meradang di Kampungnya Sendiri? Yuk Kita Bahas!

Perayaan Pernikahan Dengan Palang Pintu
Sumber :
  • vstory

VIVA – Dengan adanya proses akulturasi dengan berbagai kebudayaan antar suku bangsa indonesia maupun suku bangsa asing, Jakarta dulu dikenal sebagai tempat berlabuhnya berbagai macam penduduk dari berbagai suku bangsa.

Bisa disimpulkan bahwa masyarakat Betawi terbilang bahwa hasil dari perkawinan silang dari berbagai suku, entah dari Indonesia maupun suku bangsa asing.

Membicarakan suku Indonesia, keturunan masyarakat Betawi terdapat dari suku Melayu, Makassar, Sunda, Ambon, Bali, Bugis. Jika suku bangsa asing terdapat dari Arab, India, dan Tionghoa.

Maka tak heran kalau banyak masyarakat Betawi yang mempunyai bentuk wajah yang berbeda-beda. Tidak ada ciri ciri fisik yang signifikan yang dipunyai pada masyarakat Betawi.

Masyarakat Betawi pun mempunyai kekayaan adat budaya yang khas. Di antaranya ada perayaan adat, destinasi wisata, makanan khas, dan minuman khas. Tetapi sangat disayangkan bahwa banyak dari kita yang masih belum mengetahui secara meluas mengenai kebudayaan asal masyarakat Jakarta asli ini.

Badan Pengurus LKB Masa Bakti 2015 - 2018

“Banyak sekali budaya Betawi yang sudah mendarah daging dan turun temurun melekat pada masyarakat Betawi. Misalnya, pada proses daur hidup seseorang. Mulai dari lahir hingga meninggal dunia memiliki pakem budaya yang berbeda dan semuanya sarat dengan unsur nilai agama Islam. Dan semua kegiatan budaya masyarakat Betawi dominannya adalah pembacaan maulid Nabi Muhammad, tahlil dan doa. Ini membuktikan bahwa masyarakat Betawi sangat kental memegang ajaran agama islam.” dikutip dari hasil wawancara H. Tatang Hidayat selaku mantan Ketua Umum LKB, beberapa waktu lalu.

Banyak sekali ragamnya yang bisa masyarakat luas menikmatinya mengenai kebudayaan Betawi.

Salah satunya destinasi budaya yang memiliki unsur nilai tradisi masyarakat Betawi. Destinasi berikut bisa dikunjungi bagi masyarakat Betawi maupun masyarakat adat lainnya untuk menambah pengetahuan antar suku bangsa, di antaranya:

1. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan: tempat ini biasa disebut ‘Setu Babakan’ yang berlokasikan di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menampilkan rumah adat Betawi yang mempunyai warna khas yaitu kuning dan hijau yang mencolok. Serta menampilkan seni seni tradisi Betawi. Contohnya diadakannya pagelaran seni tari, seni musik, membatik, dan seni pertunjukan serta kuliner serta busana.

2. Hutan Kota Pesanggrahan Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan: menampilkan tumbuh-tumbuhan endemik Betawi.

3. Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara: menampilkan tradisi rumah Betawi dan perlengkapan isi dari rumah Betawi serta unsur sejarah kepahlawanan asal Betawi.

Selain membicarakan tradisi adat masyarakat Betawi dan destinasi budaya, masyarakat Betawi juga mempunyai makanan dan minuman khas yang mungkin masih asing di telinga masyarakat non Betawi.

Di antaranya ada pucung gabus, kerak telor, kembang goyang, kue talam, dongkal, putu mayang, cente manis serta ada es selendang mayang dan bir pletok untuk minuman khasnya.

Menambahkan pembahasan sebelumnya, seni tradisi Betawi mempunyai berbagai ragam yang mempunyai tujuan masing masing.

Di antaranya yaitu ngarak penganten, ngarak penganten sunat, sedekah bumi, nyadran dan maulidan. Terdapat pula seni lainnya yaitu seni pertujunkan tradisi adat Betawi antara lain adalah seni tari, seni musik, topeng, lenong, uncul, dan yang sering didengar adalah palang pintu.

Hal itu masih dilakukan sampai saat ini bagi beberapa masyarakat Betawi yang kerap melakukan tradisi adat tersebut untuk kehidupannya sehari hari.

Tetapi tetap harus perlu dukungan dari masyarakar untuk memberikan ruang agar seniman Betawi tetap eksis terhadap pekerjaannya. Jika seniman Betawi tidak diberikan ruang, seniman-seniman asal betawi akan meradang dan akan tidak mau menjalankan lagi kebudayaan Betawi.

Memberi ruang di sini itu dimaksudkan dengan cara memilih pernikahan menggunakan adat Betawi. Seperti mengadakan adat palang pintu, menyewa pakaian pernikahan khas betawi, menyediakan makanan khas Betawi, serta menampilkan tarian dan musik adat Betawi.

Dengan banyaknya tradisi adat masyarakat Betawi, banyak sekali yang bisa remaja saat ini lakukan untuk melestarikan budaya asal suku kita dengan berkontribusi antara lain mendirikan sanggar seni tradisi Betawi (seni tradisi, kuliner, busana, dan event wedding), latihan menjadi praktisi seni tradisi Betawi, membuat karya kreatif kolaborasi seni tradisi dengan kontemporer, lalu bisa melaksanakan sosialiasi dan pemasaran seni tradisi betawi kelingkungan industri pariwisata, yang terakhir dapat menyelenggrakan event dan lomba nuansa budaya Betawi.

“Bahwa budaya Betawi adalah kekayaan bangsa Indonesia umumnya dan orang Jakarta asli pada khususnya. Sebagai kearifan lokal identitas budaya Betawi, dia harus tetap dipelihara keberadaannya agar mata rantai budaya tidak terputus. Oleh karenanya kepada masyarakat muda, hendaknya ikut terlibat dalam pelestarian dan pengamanan budaya Betawi ini, jangan sampai hilang ditelan budaya kontemporer yang sangat masif masuk melalui kemajuan teknologi. Tabik, salam budaya,” tutup H Tatang Hidayat.  (Dinda Chairunnisa Putri)

 

 

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.