Mengapa Orangtua Sekarang, Memberi Nama yang Aneh untuk Anak?

Ilustrasi anak
Sumber :
  • Freepik/gpointstudio

VIVA – Tidak banyak disadari, bahwa nama anak yang lahir dari generasi Z dan Milenial cenderung aneh dan unik. Berbeda dengan anak generasi sebelumnya. Orangtua zaman sekarang tidak lagi memakai nama yang umum dan pasaran seperti "Budi","Tono", "Aldi", atau "Putri".

Sebenarnya apa alasan orangtua zaman sekarang memilih nama anak yang unik?. Pandangan orangtua memilih nama anak yang unik agar terlihat mencolok dan berbeda di antara anak-anak lainnya.

Hal ini sebagai bentuk ciri khas identitas guna mewujudkan impian orangtuanya ketika anak tumbuh menjadi yang terbaik.

Para ahli menyebutkan, pemberian nama anak yang unik merefleksikan perayaan individualitas masyarakat modern dan fokus masyarakat era digital terhadap personal branding.

Durkheim (dalam Ritzer et.al., 2011: 81) menyebut trend semacam ini sebagai fakta sosial, suatu hal yang terdiri atas struktur sosial, norma budaya, dan nilai yang berada di luar dan memaksa aktor. Sementara Berger dan Luckmann menyebutnya sebagai realitas objektif.

Nama-nama populer terus bermunculan secara masif dari tahun ke tahun. Tidak hanya itu saja, nama anak baru yang populer juga bertambah seiring berjalannya waktu.

Alasan berikutnya adalah orangtua zaman sekarang juga memberi anak nama yang kebarat-baratan. Agar si anak mendapat panggilan nama yang keren. Semisal, orang tua memberi nama anaknya Cornelius. Otomatis orangtua memanggil anaknya Cornel atau Neli. Sehingga menurut kebanyakan orangtua, nama yang unik cukup keren dibandingkan nama-nama lokal pada umumnya.

Terkadang orangtua zaman sekarang menamai anak dengan sangat panjang. Pernah ada berita viral mengenai orangtua yang menamakan bayi laki-laki asal Brebes yang diberi nama "Dinas Komunikasi Informatika Statistik".

Mirisnya adalah orangtua menamai anaknya untuk terlihat keren saja tanpa ada arti dibalik nama tersebut. Trend memberi nama anak zaman sekarang bisa jadi positif atau negatif.

Sisi positifnya, mungkin nama anak yang unik cukup keren dan tidak terkesan pasaran dan umum juga menjadi ciri khas si anak tersebut.

Sisi negatifnya, penamaan anak tidak ada unsur budaya lokal. Mengingat dengan kita memberi nama lokal sama saja kita melestarikan budaya.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.