Inilah Perbedaan Orang yang Berakal dan Tidak Berakal

perbedaan
Sumber :
  • vstory

VIVA – Merupakan kenikmatan tersendiri bagi orang yang mempunyai akal. Karena dengan mempunyai akal ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Selain itu, bermodalkan akal, ia juga dapat menggerakkan anggota tubuhnya untuk beraktivitas.

Coba bayangkan! Seandainya ada orang tidak mempunyai akal. Bagaimana orang itu beraktivitas? Tentu ia akan terkesan berbeda dengan orang-orang yang berakal. Oleh karena itu, kita patut bersyukur. Karena kita sudah di beri kenikmatan berupa akal.

Akal bisa dikatakan merupakan salah satu alat manusia untuk menjalani kehidupannya. Manusia akan terorganisir perilakunya jikalau ia mempunyai akal dan akalnya difungsikan sebagaimana semestinya.

Karena meskipun akal itu ada pada diri manusia, kalau tidak digunakan sesuai ketentuan yang dianjurkan, niscaya akal itu tidak akan mempengaruhi perilaku manusia yang memilikinya. Artinya akal itu tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan bisa juga akal itu menjadi alat penjerumus yang memilikinya. Oleh karena itu, agar akal kita berfungsi optimal sesuai yang dianjurkan, perlu kita ketahui anjuran-anjuran yang telah berlaku.

Anjuran-anjuran penggunaan akal di dalam ajaran agama islam sangat banyak sekali. Kalau kita mau meneliti, kita pasti akan menemukannya. Saya akan contohkan salah satu ajaran agama islam yang bersumber dari salah satu hadits yang menjelaskan “PERTANDA ORANG BERAKAL” menurut saya, penjelasan hadits ini mendekati konteks anjuran-anjuran untuk menggunakan akal kita. Baiklah, Silakan baca terjemahan hadits di bawah ini!

“Hai Ibnu Adam! Taatlah kepada Rabbmu, maka kamu termasuk orang berakal, dan janganlah mendurhakai-Nya. Karena kamu akan dinamai seseorang yang jahil”.  ( Riwayat Abu Na’im melalui Abu Hurairah r.a )

Sangat jelas sekali!  dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk taat kepada Rabbnya dan dilarang untuk mendurhakai Rabbnya. dari situlah kita dapat memahaminya bahwa manusia yang dikategorikan berakal yaitu manusia yang senantiasa mentaati Rabbnya, dan manusia yang tidak berakal yaitu manusia yang mendurhakai Rabbnya.

Logikanya begini! Durhaka akan mengakibatkan pelakunya binasa, dan hanya orang bodoh yang mau menjerumuskan dirinya kepada kebinasaan. Sedangkan orang yang berakal pasti tidak akan mau berbuat hal-hal yang berakibat membinasakan dirinya sendiri karena sesungguhnya tidak sekali-kali Allah swt. Melarang sesuatu, melainkan di dalamnya terkandung kemudaratan dan kebinasaan bagi pelakunya.

Nah, sekarang kita tauh, ternyata tidak semua manusia di dunia ini masuk kategori orang-orang yang berakal. Walaupun mereka secara lahiriyah nampak mempunyai akal. Karena sudut pandang ajaran Agama Islam bahwa yang termasuk orang-orang yang berakal adalah orang yang mampu menggunakan akalnya untuk menjalankan perintah-perintah Rabbnya, dan menjauhi larangan-larangan Rabbnya. Jadi setiap manusia yang senantiasa berbuat kerusakan/ menjalankan larangan-larangan Rabbnya tidak termasuk orang yang berakal.?

Insyaallah kalau kita senantiasa mengarahkan akal kita untuk hal-hal yang dianjurkan oleh ajaran agama, maka kita termasuk orang-orang yang berakal. Selain itu akal kita bisa dikategorikan akal yang bermanfaat dan kita termasuk orang-orang yang bersyukur. Akhirnya kenikmatan kita akan ditambah oleh Allah SWT.

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.