Catatan Ringan: Sudah Sepantasnya Gelar Pahlawan Nasional buat Pak Harto
- vstory
VIVA - Hasil survei terbaru Indo Barometer menyatakan Pak Harto sebagai Presiden yang paling disukai masyarakat Indonesia. Tingkat kesukaan masyarakat terhadap Pak Harto mencapai 23,8 persen. Berbagai program Pak Harto saat menjabat Presiden RI, seperti membangun SD Inpres, puskesmas, perumnas, infrastruktur dasar jalan, jembatan, waduk dan lainnya, dikenang hingga saat ini oleh rakyat Indonesia.
Hasil riset ekonom AS Esther Daflo, peraih nobel bidang ekonomi tahun 2019 menyimpulkan, bahwa pembangunan SD Inpres mampu meningkatkan pendidikan dan pendapatan untuk masyarakat miskin. Anak-anak usia 2 sampai 6 tahun pada 1974 menerima 0,12 hingga 0,19 tahun lebih banyak pendidikan, untuk setiap sekolah yang dibangun per 1.000 anak di wilayah kelahiran mereka.
Riset Daflo juga menyebutkan dengan menggunakan variasi sekolah yang dihasilkan oleh SD Inpres sebagai variabel instrumental, ternyata berdampak pada upah yang diterima masyarakat miskin. Kebijakan SD Inpres ini sukses meningkatkan ekonomi masyarakat miskin. Bahkan pengembalian ekonomi sekitar 6,8% hingga 10,6%.
Lahirnya SD Inpres berdasarkan instruksi presiden Nomor 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD, dengan penggagasnya adalah ekonom Widjodjo Nitisastro. Pada saat itu pemerintah membangun SD Inpres di daerah terpencil dan kantong-kantong kemiskinan baik di perdesaan maupun perkotaan.
Seperti dikutip dari buku Pak Harto The Untold Stories, visi Pak Harto memang selalu jauh ke depan. Itu dikatakan oleh Profesor Emil Salim dalam testimoninya. Sementara pemimpin legendaris Singapura Lee Kuan Yew mengatakan, "Pada akhirnya, sejarah akan menilai Soeharto secara adil. Beliau harus diberi tempat yang terhormat dalam sejarah Indonesia."
Lebih lanjut dikatakan Lee dalam testimoninya, "Hanya tinggal beberapa orang yang masih segenerasi dengan saya, yang dapat mengingat kacaunya perekonomian Indonesia ketika Soeharto memulai tugasnya sebagai pemimpin Indonesia. Soeharto telah mengubah Indonesia yang miskin menjadi macan ekonomi baru, mendidik rakyatnya, dan membangun infrastruktur yang memperlancar pembangunan Indonesia yang berkesinambungan. Tindakan Soeharto merupakan sumbangan yang signifikan untuk menuju stabilitas dan pembangunan regional."
Senada dengan Lee Kuan Yew, PM Malaysia DR Mahathir bin Mohamad mengatakan, "Pak Harto adalah seorang yang tenang. Tindakan dan keputusannya diambil dengan tenang. Pak Harto memiliki ketegasan dan beliau sangat faham terhadap berbagai masalah dan hal-hal yang diperlukan oleh rakyat dan negara Indonesia. Setiap pemimpin memiliki kekurangan dan kelebihan, tetapi sebagai sebuah bangsa kita tidak boleh melupakan kejayaan yang telah berhasil dicapai oleh sebuah kepemimpinan."
Hasil survei Indo Barometer itu, seperti yang disampaikan putri bungsu almarhum Siti Hutami Endang Adiningsih, "Gusti Allah mboten sare (Tuhan tidak tidur), sing becik ketitik, sing olo ketoro (yang baik akhirnya akan tampak, yag buruk akan terlihat)."
Pak Harto adalah manusia biasa, tak luput dari kekurangan, kesalahan dan kekhilafan. Rakyat Indonesia pun mengenang apa yang sudah dilakukan dan dikerjakannya. Sudah sepantasnya Presiden Jokowi atas nama pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Pak Harto.
Pak Harto memang tidak meminta, apalagi menuntut. Tapi sebagai generasi penerus, pantas bagi kita mengenang dan mengapresiasi apa-apa yang beliau sudah lakukan bukan saja untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, tapi lebih dari itu, yakni menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia! Al fatihah untuk Pak Harto. Semoga beliau ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbalalamiin. (Penulis Lalu Mara Satriawangsa, mantan Wasekjen Partai Golkar)