Kenali Peran Produser Bersama Salman Aristo

Tangkapan layar pemaparan materi oleh Salman Aristo pada perkuliahan umum Televisi dan Film.
Sumber :
  • vstory

VIVA – “5 tahun yang lalu masih banyak orang yang mikir bahwa produser itu bukan bagian dari film maker dan Produser itu orang yang punya duit,” ucap Salman Aristo pada kuliah umum Program Studi Televisi dan Film Universitas Padjadjaran, Bandung pada Selasa (20/4) lalu.

Pemahaman seperti itu adalah hal yang fatal menurut Salman. Salman Aristo ini merupakan penulis skenario film, produser, dan sutradara Indonesia. Ia juga merupakan alumni Universitas Padjadjaran jurusan Jurnalistik.

Menjadi produser bukanlah hal yang mudah. Seorang produser harus bisa berkomunikasi dengan baik. Pasalnya, memproduksi film tentunya melibatkan banyak orang, banyak perasaan dan tenaga.

Peran produser jauh lebih besar dibandingkan sutradara, meskipun sutradara menjadi poros utama pada saat di lapangan. Produser memiliki peran untuk bertanggung jawab penuh atas film yang digarap.

Dengan candaan, Salman diberi wejangan dari Mira Lesmana yang merupakan produser juga, bahwasanya film bagus itu punya sutradara sedangkan film jelek punya produser. Artinya jika menonton fim yang skenarionya jelek, pemain jelek, jangan salahkan dulu sutradara, pemain, penulis naskah tapi salahin produsernya.

“Karena 90% hasil editing dari film itu produser yang nentuin, produser yang cut bagian-bagian yang dirasa ga usah ditayangin di film.” jelas Salman.

Menurut Salman, langkah awal sebelum produser memproduksi film adalah membuat skenario. Produser mulai mengontak penulis skenario dan memproduksi cetak biru film. Menjadi produser bukan hanya memerintah atau mengkritik saja. Produser harus paham akan penulisan skenario, bagaimana cerita ini akan dibuat dan bagaimana menceritakannya pada penonton. Selain itu, produser pun harus memikirkan tempat syuting, budget yang akan keluar dan lain-lain.

Dalam memilih aktor atau aktris yang akan bermain dalam filmnya followers di media massa tidak berpengaruh bagi Salman. Ia menilai bagaimana aktor ini bisa memerankan perannya.

Namun ada aktor yang memiliki kharisma tapi tidak bisa akting maka menurut Salman lebih baik diajari bagaimana akting. Dilihat dari penjelasannya, Salman merupakan produser yang memperhatikan sekitar dan peduli terhadapnya. Menurut Salman, generasi sekarang lebih paham mengenai hal-hal seperti itu dibandingkan dengannya.

“Maka dari itu, Kalian adalah generasi yang tepat sekali untuk menjadi produser di zaman sekarang,” ujar Salman.

Dalam pembuatan film, ada ruang development dan produser pun akan terlibat di sana. Sebagai produser, haruslah bisa menciptakan suasana hangat dan tidak menghakimi pada saat berada di ruang development agar orang-orang di dalamnya mendapatkan kenyamanan saat bekerja.

Salman mengatakan jika orang-orang di ruang development tidak nyaman akan berpengaruh pada film tersebut. Menjadi produser itu bagaikan pemandu jalan dengan kerendahan hati yang dimiliki kepada anggotanya.

Skill produser dalam pembuatan film menjadi titik tumpu berjalannya sebuah film. Adapun cara untuk membangun skill  produser ala Salman, diantaranya :

1.      Produser harus paham konsep, konten dan konteks dalam pembuatan film.

2.      Memimpin dan memanage.“you cannot do everything but you can plan everything”.

3.      Mindset produser yang mesti dipegang “you are as good as your collaborators”.

“Dalam pembuatan film, yang harus dipahami oleh seorang produser yaitu gagal oke, tidak kompeten no”. tegas Salman.

Jadi, masihkah kamu anggap produser itu bukan bagian dari film maker ?

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.