Menulis Esai dengan Strategi 6M

Ilustrasi menulis esai (pexels/Zen Chung)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Menulis esai memang tak mudah. Kesulitan melanda bukan hanya penulis pemula, yakni mereka yang baru menulis karena ditugaskan, melainkan juga mereka yang pernah menulis esai. Bila yang pernah saja masih sulit, apalagi yang belum sama sekali.

Meski pelik, Anda relatif terbantu jika menyimak serta praktikkan strategi 6M di bawah ini:

1. Memfokuskan topik

Sempitkan topik yang akan ditulis. Misalnya, Anda sedang membaca berita di gawai tentang bertambahnya penduduk miskin di salah satu kota di Indonesia. Membaca topik kemiskinan itu, lalu Anda membatin, “mengapa demikian?”, “bagaimana solusinya?”. Kata “mengapa” dan “bagaimana” itu bisa dijadikan fokus sebuah tulisan tentang kemiskinan.

2. Meriset pustaka yang relevan

Risetlah pustaka-pustaka yang relevan dengan pertanyaan. Baca referensi yang berhubungan dengan topik maupun fokus tulisan, baik berbentuk cetak maupun daring.

Bacalah referensi yang membahas topik yang akan ditulis. Periksa dan catat bagaimana mereka menjawab dan apa jawaban topik tersebut. Tahap ini, fokus esai yang sudah dibuat di awal kemungkinan akan difokuskan pada satu aspek tertentu yang belum dibahas oleh penulis lain. Dengan begitu, ada kebaruan dalam esai yang akan ditulis.

3. Menjawab pertanyaan ke dalam satu kalimat

Dari telaah pustaka, tulislah satu kalimat deklaratif yang merupakan jawabanmu atas pertanyaan tersebut. Dalam bahasa linguistik, ia disebut kalimat tesis, sebuah kalimat yang menyatakan ide atau posisimu dalam esai tersebut. Misalnya, “Meskipun...., esai ini berargumentasi bahwa... karena ...” adalah kalimat tesis berupaya meyakinkan pembaca.

4. Merancang kerangka

Rancang komposisi esai: pendahuluan, isi, dan penutup. Pada pendahuluan, tulis kalimat tesis. Lalu, susun bagian isi dengan kalimat topik pada masing-masing paragraf tanpa menulis kalimat penjelasnya.

Tiap kalimat topik pada satu paragraf menegaskan atau mendukung kalimat tesis pada bagian pendahuluan. Sementara di bagian penutup Anda bisa memilih salah satu dari tiga opsi yang telah menjadi lazim: meringkas atau menyimpulkan. Melalui kerangka ini, esai anda siap untuk dikerjakan.

5. Melengkapi kerangka

Isilah kerangka yang sudah dirancang dengan lengkap. Pertama, tulis kail dan konteks di bagian pendahuluan sebelum kalimat tesismu. Kail berfungsi menggaet pembaca. ...Ada bermacam kail, seperti anekdot, pertanyaan retoris. Pilih salah satu. Konteks berfungsi memproblematisasi topik esai yang diakhiri kalimat tesis.

Kedua, jelaskan kalimat topik dari tiap paragraf di bagian isi yang telah dirancang. Bila dalam kalimat tesis di awal Anda mencantumkan kalimat yang mendukung sebuah isu, misalnya, bahaslah ia dalam bagian isi. Ketiga, simpulkan dengan memparafrasekan kalimat tesis, yang tercantol di akhir pendahuluan esai, di bagian penutup

6. Menyunting

Lakukan swasunting. Swasunting, menyunting naskah sendiri, merupakan langkah penting di ujung penulisan esai agar meminimalisasi kekeliruan, baik tanda baca, ejaan, salah tik, maupun kesalahan lain yang tidak perlu terjadi.

Itulah cara menulis esai dengan strategi 6M yang bisa Anda praktikkan sekarang juga. Kuy!

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.