Pulihkan Luka Korban Gempa Majene
- vstory
VIVA – Gempa bumi berkekuatan 6,2 SR di Majene dan Mamuju Sulawesi Barat pada tanggal 15 Januari 2021 menyisakan trauma bagi masyarakat setempat. Bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, dan perlengkapan kesehatan terus berdatangan.
Kondisi pemulihan sedang berlangsung. Masyarakat sedang membangun tenda pengungsian, sementara rumah harus dibangun kembali. Bencana gempa dipastikan memicu trauma bagi korban, terlebih lagi, bagi mereka yang kehilangan keluarganya.
Anak-anak pun tak luput merasa ketakutan dan kebingungan, hingga kehilangan keceriaannya. Bersinergi dengan Peneleh Research Institute, Ahmad Abbas selaku Alumni Bakrie Graduate Fellowship 2014 yang saat ini aktif sebagai dosen di STAIN Majene, mendedikasikan dirinya untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di daerah terdampak gempa. Kegiatan sosial ini dilakukan dari tanggal 3 hingga 6 Maret 2020 lalu.
Bersama dengan para aktivis relawan riset di Peneleh Research Institute, ia mengadakan kegiatan selama tiga hari berupa program trauma healing, program rekreasional dan pendidikan non-formal untuk 300 anak jenjang TK, SD, dan SMP dan membangun taman baca masyarakat. Kegiatan kemanusiaan ini dinamai sebagai Abdi Guru di bawah program Penelah Riset Institute yang dirintis oleh Yayasan Peneleh Jang Oetama.
Sebagai aktivis riset pada lembaga tersebut, Ahmad Abbas bersama tim relawan lain (Wa Ode Rayyani, Muryani Arsal, Ainun Arizah yang juga selaku dosen Unismuh Makassar) melakukan kegiatan Abdi Guru di Lingkungan Talange, Kelurahan Galung, Kecamatan Tapplang, Mamuju Sulawesi Barat.
Kegiatan Belajar Jenjang SD (Dok.Pribadi)
“Dengan kegiatan ini, makna pengabdian diri saya ke masyarakat tidak lagi dimaknai sebagai Tri Darma perguruan tinggi. Program ini murni panggilan kemanusiaan,” ujar Abbas.
“Saya sadar bahwa saya adalah bagian dari kehidupan mereka dan di saat bencana seperti ini, bukan hanya bantuan materi saja yang dibutuhkan mereka, melainkan hubungan sosial juga perlu dieratkan,” lanjutnya.
Program kegiatan ini dilaksanakan di tengah-tengah tenda pengungsian di atas bukit Talange. Lokasi tersebut terbilang cukup parah kerusakannya. Peneleh Research Institute sebelumnya sudah mendirikan posko dan sekolah darurat di tengah tenda pengungsian masyarakat Talange.
Posko Sekolah Darurat (Dok.Pribadi)
Sebelum berangkat, para relawan mengumpulkan donasi berupa uang tunai yang dihimpun dari anggota aktivis riset yang tergabung dalam Peneleh Research Institute Chapter Makassar, para dosen Unismuh Makassar, Unsulbar, dan STAIN Majene.
Donasi ini digunakan untuk keperluan membeli makanan, obat-obatan, alat tulis, serta masker. Adapula donasi berupa buku bacaan bekas serta pakaian yang sudah didistribusikan ke masyarakat setempat.