Bank Sampah sebagai Solusi Permasalahan Limbah

Kegiatan Pengumpulan Sampah (Dok. Pribadi Vici)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Beberapa tahun terakhir pencemaran lingkungan menjadi suatu hal yang sangat diperhatikan oleh masyarakat luas. Kejadian tahun 2018 terkait dengan matinya seekor paus akibat menelan sampah plastik menjadi fakta paling mengerikan saat itu.

Setelah beredarnya berita tersebut, beberapa negara dengan dukungan dari perusahaan memberlakukan sistem pengurangan penggunaan plastik. Tidak hanya itu, gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kembali digalakkan.

Pengelolaan sampah juga dilakukan oleh Elisabeth Viciyanti, seorang Fellowship LEAD Indonesia 2019, dengan nama Bank Sampah DarlingQu. Bagi Vici, pembentukan gerakan tersebut atas dasar kepeduliannya terhadap lingkungan.

Banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana menyikapi adanya sebuah sampah yang sebenarnya dapat dikelola kembali menjadi suatu barang yang memiliki nilai jual. Satu tahun berdirinya Bank Sampah DarlingQu di daerah Pondok Cabe, Tangerang Selatan, didukung oleh banyak pihak termasuk pemerintah.

“Awal kami membuat bank sampah di beberapa titik di seputaran Pondok Cabe dan Pamulang ini adalah keprihatinan kami melihat pola pikir khususnya dalam masalah sampah. Banyak masyarakat yang belum memiliki informasi tentang sampah,” ujar Vici, melalui pesan WhatsApp, pada hari Kamis (11/02).

Lanjut Vici, Bank Sampah DarlingQu terbentuk satu tahun yang lalu tepatnya 1 Februari 2020, di lahan yang kami sewa milik salah satu warga di Jalan Kemiri, Pondok Cabe, Tangerang Selatan dan kebetulan pemilik lahan tersebut adalah seorang ketua RT.

Pada saat itu,  ia sudah membuatkan beberapa Bank Sampah di beberapa kelurahan di seputaran Pondok Cabe Pamulang, maka ia menawarkan bapak dan ibu ketua RT untuk membuat bank sampah bagi warganya, dengan antusias mereka menanggapi tawaran ini.

“Tak hanya itu, kami juga didukung oleh Bapak Wakil Ketua DPRD I serta Bapak Ketua DPC salah satu partai,” ujar Vici.

Pemberian Bantuan Sembako (Dok. Pribadi Vici)

Setelah pembuatan bank sampah, Vici tidak lepas tangan dan tetap melakukan pendampingan serta memfasilitasi segala bentuk hal yang dibutuhkan. Bahkan, sebelum adanya pandemi, dirinya melakukan perkumpulan untuk bersama belajar membuat tas, dompet, ecobricks, atau apa saja yang bisa dan dapat dibagikan kepada para peserta.

Selain itu, cara Vici dalam mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah cukup menarik yaitu dengan sistem tabungan, semakin banyak timbangan maka semakin banyak pula nilai uang yang didapatkan.

“Bank Sampah memberikan imbalan rupiah sesuai timbangan sampah yang sudah mereka pilah pengelompokannya. Mereka kumpulkan dulu sampai banyak. Tentu semakin banyak mereka setor sampah yang sudah terpilah maka akan semakin banyak tabungan yang mereka kumpulkan. Kemudian, saat perayaan satu tahun DarlingQu, hari minggu yang lalu, kami berhasil kumpulkan dana dari donatur dan ditambah dari kitabisa.com, kami belikan paket sembako dan paket makan siang juga,” jelas Vici.

Vici lebih lanjut menjelaskan bahwa pengelolaan sampah berbasis bank sampah diharapkan bisa meluas ke daerah-daerah lainnya. DarlingQu akan selalu siap untuk membantu setiap daerah yang membutuhkan bantuan edukasi terkait dengan pengelolaan sampah.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.