Belajarlah dari Semut

Semut merupakan serangga yang berkoloni besa dan memiliki pola kehidupan sosial yang terorganisir.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling fenomenal. Karena manusia diberikan akal dan rasa sehingga bisa berpikir dalam menghadapi berbagai masalah di dunia ini. Dengan berpikir manusia bisa melahirkan ide, gagasan dan karya sehingga bisa menjadi solusi dalam setiap permasalahan.

Selain itu, manusia juga mempunyai berbagai kebiasaan yang berbeda-beda. Misalnya orang Jepang sudah terbiasa jalan kaki, berbaris antre dengan rapi dan sabar ketika menunggu sesuatu. Sedangkan orang Indonesia banyak lebih memilih naik kendaraan daripada jalan kaki walaupun jarak dekat.

Ternyata manusia kalah oleh semut dalam hal berbaris. Semut melakukannya karena terbiasa bahkan sebuah kebutuhan. Semut berbaris cukup sering kita lihat di sekitar rumah dan tempat lainnya. Kenapa semut suka sekali berbaris?

Semut merupakan serangga yang berkoloni besar dan memiliki pola kehidupan sosial yang terorganisir. Ketika mencari makan, para semut sangat tergantung kepada koloni agar tidak tersesat ketika pulang. Saat berjalan pulang, pemimpin semut mengikuti aroma yang ditinggalkannya.

Aroma ini disebut feromon. Setiap semut mempunyai pengetahuan tentang aroma kimia hingga 20 feromon yang berbeda. Antena yang dimiliki semut berfungsi untuk menerjemahkan kata kimia tersebut sehingga bisa membantu dalam satu barisan ke tempat tujuan tanpa tersesat.

Manusia hendaknya meniru semut yang hobi berbaris, sehingga bisa membuat kehidupan lebih tertib dan aman. Semut suka sekali mengerjakan sesuatu secara gotong-royong sehingga bisa mengerjakan hal yang berat walaupun semut mempunyai tubuh yang super kecil.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.