Jalan-jalan ke Magelang Jangan Lupa Bawa Oleh-oleh dari Rumah Ketela
- vstory
VIVA – Jalan-jalan ke Magelang, Jawa Tengah jangan lupa bawa pulang oleh-oleh dong. Salah satu yang khas adalah yang berbahan dasar ketela.
Rumah Ketela di Kawasan Borobudur, menyiapkan aneka oleh-oleh olahan tanaman berumbi ini jadi kuliner yang wajib kamu bawa pulang saat berkunjung ke Magelang.
Rumah Ketela menyajikan aneka oleh-oleh dari bahan ketela, seperti kue kering, brownies, pie susu, egg rolrisoles, bahkan es krim.
“Banyak sekali yang bisa diolah. Selama ini kan ketela banyak diolah jadi makanan kering (keripik) makanya saya olah jadi bentuk lain agar beda.Jadi saya mengorbitkan makanan lokal yang gampang untuk masyarakat desa, itu ketela pohon, ketela pendem semua umbi-umbian itu bisa dimanfaatkan dengan maksimal, bisa menaikan tingkat ekonomi mereka supaya tidak hanya direbus," kata Pemilik Rumah Ketela, Maida Sutomo.
Harga makanan di Rumah Ketela bisa dibilang cukup terjangkau. Satu cup es krim dengan varian rasa jagung, durian, pisang, atau taro dijual seharga Rp5.000.
Sedangkan brownies ketela dijual mulai harga Rp30.000. Ada pula oleh-oleh lainnya seperti risoles, keripik singkong, lanting, slondok, kerupuk rambak, dan kerupuk bakso.
Wanita yang kerap disapa Ida ini menceritakan, dirinya merintis Rumah Ketela sejak 2014.
Tidak hanya menjual oleh-oleh kuliner, tapi di Rumah Ketela juga sering diadakan pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinnaker), Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) juga Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKB PPPA) Kabupaten Magelang.
"Bisa (juga) buat (menerima) kunjungan. Kalau kunjungan wisata itu (kami) dikasih kabar, dan biasanya kita mendemokan cara membuat getuk bakar, terus makanan yang lain gitu," imbuh wanita kelahiran 4 Mei 1959 ini.
Maida mengaku juga aktif memberdayakan masyarakat sekitar untuk menjadi karyawannya, yang sebelumnya sudah diberi pelatihan di Rumah Ketela, tak terkecuali penyandang disabilitas.
"Saya sangat senang mendampingi mereka supaya mereka itu di masyarakat ada jiwa keberanian dan mandiri, disamakan dengan orang yang fisiknya normal, mudah-mudahan masyarakat menerima mereka," harapnya.
Karena varian makanan yang beragam dan lezat, istri dari almarhum Ariswara Sutomo ini mengaku, banyak juga turis asing yang membeli oleh-oleh di Rumah Ketela. Bahkan, awal dia menamai Rumah Ketela adalah karena dahulu sering menyajikan singkong kukus bagi tamu asing saat menginap di hotel yang juga ia kelola bersama keluarga.
"Dulu di hotel saya Rajasa itu hanya bisa menyediakan makanan sederhana. Saya adanya makanan lokal. Saya buat aja telo (singkong) itu saya kukus, kasih kelapa, susu, meses, mereka bilang enak. Trus besok lagi saya campur dengan pisang, mereka juga bilang enak. Atau ubi ungu saya kukus saya potong-potong dadu saya kasih susu trus kasih keju, kasih cherry jadi bentuk sederhana, tapi kata mereka Nice! Makanan mahal ini, Yummy (enak)," selorohnya sambil menirukan aksen turis.
Untuk mencari Rumah Ketela, aksesnya cukup mudah, jaraknya hanya 200 meter dari Candi Borobudur, tepatnya di Dusun Ngaran 2 Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Rumah Ketela buka setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore.