Tidur Kurang dari 7 Jam pada Malam Hari, Ini Akibatnya!
- vstory
VIVA.co.id – Jika kita tidak mendapatkan tidur yang cukup, ternyata itu berdampak signifikan pada kesehatan kita sehari-hari dan jangka panjang. Dari mulai kesehatan mental hingga bagaimana tubuh kita menyimpan lemak. Penelitian baru-baru ini menambah bukti yang menggambarkan seberapa banyak kekurangan tidur dapat berdampak pada kesehatan kita, khususnya di Amerika Serikat.
Telah diketahui bahwa tidur yang cukup membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh kita. Selain itu dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme, termasuk obesitas dan diabetes tipe 2. Salah satu penyebab yang membuat kita kurang tidur, kata para peneliti di Pennsylvania State University, adalah perasaan yang kurang kenyang bahkan setelah kita sudah makan malam tinggi lemak.
Penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Lipid Research, membahas bagaimana tidur 5 jam semalam, 4 hari seminggu, dan diikuti oleh satu malam 10 jam pemulihan tidur, ternyata memengaruhi 15 pria sehat berusia 20 tahunan. Secara khusus, bagaimana hal itu memengaruhi lipemia postprandial mereka atau peningkatan lipoprotein kaya trigliserida yang dikaitkan dengan pembentukan plak lemak yang menyumbat dan berbahaya di arteri.
Dan apa yang peneliti telah temukan ternyata berdampak tidak baik. "Lipid tidak menguap, mereka disimpan," Orfeu Buxton, PhD, seorang profesor di Penn State dan salah satu penulis senior studi baru mengatakan hal tersebut.
Para ahli masih tidak dapat menentukan dengan tepat mengapa tidak cukup tidur adalah masalah. Tetapi mereka mengatakan stres dari pekerjaan tidak hanya berdampak pada tidur kita, tetapi kurangnya tidur membuat pekerjaan kita lebih membuat stres.
Studi terbaru lainnya oleh para peneliti di Ball State University menemukan bahwa hampir sepertiga orang Amerika yang bekerja melaporkan tidur 7 jam atau kurang sehari. Sebuah tren yang menurut mereka semakin buruk dari tahun ke tahun.
Tim yang dipimpin oleh profesor ilmu kesehatan Jagdish Khubchandani, PhD, menganalisis 150.000 orang dewasa Amerika yang bekerja dari 2010 hingga 2018. Mereka menemukan hampir 31 persen tidak cukup tidur pada 2010, tetapi itu meningkat menjadi hampir 36 persen selama 8 tahun ke depan. Hasilnya hampir identik untuk pria dan wanita, tetapi beberapa ras dan profesi terpukul lebih keras daripada yang lain.
"Ini adalah temuan yang signifikan karena AS saat ini menyaksikan tingginya tingkat penyakit kronis di semua usia, dan banyak dari penyakit ini terkait dengan masalah tidur," kata Dr. Khubchandani dalam sebuah pernyataan yang menyertai penelitiannya.