Berdampar di Quran Teaching for Visitors
- vstory
VIVA - Dampar adalah sebuah meja persegi panjang dengan dua kaki di kanan kiri. Tingginya hanya sekitar 60 sentimeter.
Meja inilah yang menemaniku mengaji bersama teman-teman masa kecil dulu. Sebuah dampar bisa dipakai untuk 3 sampai 4 anak usia sekolah dasar.
Ingatan terhadap dampar ini muncul saat kemarin ikut ngaji di Ta'limul Quranil Karim Lizzuwar atau Quran Teaching for Visitors. Muallim atau guru yang mentashih menvalidasi bacaan Quran para visitor bernama Ibrahim Abdul Haq Albalusyi.
Seorang ekspert di bidang ilmu tajwid dikelilingi beberapa jemaah Masjid Nabawi. Satu persatu bergiliran membaca ayat dalam salah satu surat Alquran.
Di Masjid Nabawi, halaqah atau ngaji dalam kelompok-kelompok kecil semacam ini bisa dijumpai selepas Magrib. Ada tentang topik-topik keagamaan dan tak sedikit yang mengkhususkan baca Quran.
Selepas Magrib kemarin saya milih ikut halaqah Quran Teaching for Visitors. Tersedia meja kecil tempat Alquran buat setiap individu.
Meski tidak lagi bisa satu meja ramai-ramai seperti kami memakai dampar untuk ngaji saat kecil, spirit dan suasana halaqah ini mirip dengan 35 tahun lalu saat saya bersama teman-teman sebaya mengelilingi almarhum Pak Hasan Qomari (lahul fatihah).
Di atas dampar, satu persatu kami ngantri menunggu koreksi dan validasi bagaimana penguasaan tajwid kami dalam membaca ayat demi ayat dalam kitab suci.
Saat tiba giliran, sang muallim meminta saya baca surat Alfatihah. Saya pun membacanya seperti yang pertama kali djajarkan oleh ayah yang kemudian ditashih setiap kamis oleh guru kami, Pak Hasan Qomari. Alhamdulillah...kuwaisy (bagus). (Ahmad Muhibbuddin, Alumni Madrasah Aliyah Program Khusus Jember dan UIN Syahid Jakarta)