Secercah Harapan di Balik Bangunan Bambu Tua
VIVA – Bambu tua yang rapuh, lantai kayu yang bersuara, menjadi sambutan awal tim Rumah Yatim Jabodetabek yang datang pada Selasa lalu, 2 Desember 2017. Kondisi kumuh dan tidak terawat menjadi pemandangan awal kedatangan tim. Bangunan yang tersusun dari bambu tua dan kayu keropos ini menjadi tempat menuntut ilmu bagi warga sekitar.
Suasana haru pecah saat niat baik tim Rumah Yatim disambut tangis sang pemilik Yayasan, Nurhadi. Di bangunan tua inilah Nurhadi menjalankan aktivitasnya untuk menunjang pendidikan anak yang berada di wilayah Kampung Kedung Halang Wesel, RT 02/03, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor.
Atap yang berlubang hanya ditambal dengan karung bekas menjadi pemandangan yang biasa bagi Nurhadi. Lantai yang beralaskan karpet hijau dan tikar yang terbuat dari daun eceng gondok menjadi alas saat kegiatan belajar berlangsung. Papan tulis putih yang mulai kusam menjadi alat bantu sederhana dalam menyampaikan ilmu kepada anak-anak.
Terkadang, kata Nurhadi, suasana akan gaduh saat hujan mulai mengguyur Kota Bogor. Betapa tidak, tembok yang hanya dari bambu tua, serta atap yang berlubang menghantarkan air hujan ke dalam ruang belajar.
Selain itu, menurut dia, pembelajaran akan terhenti sejenak. Bahkan, pembelajaran tidak akan dilangsungkan saat hujan mulai deras. Namun, kondisi tersebut tidak menjadikannya menyurutkan niat baik dalam mencerdaskan anak bangsa.
Yayasan sederhana milik Nurhadi ini seyogyanya digunakan untuk Taman Anak-anak Muslim (TA'Am), Taman Pendidikan Alquran (TPA), Raudhatul Athfal (RA), serta Majelis Taklim (MT). Setiap harinya, yayasan dengan kondisi yang memprihatinkan ini mendidik 30 orang anak serta puluhan ibu-ibu.
Sejak 15 tahun lalu berdiri, ia tidak pernah memungut biaya sepeserpun untuk biaya pendidikan. Ilmu yang dia bagi merupakan niat baik dirinya untuk mencerdaskan anak bangsa. Lima belas tahun sudah Nurhadi bersama relawan sekitar mendidik dan membina anak-anak di wilayah tersebut.
Sampai saat ini, belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Bogor untuk membenahi ruang belajar tersebut. Melihat kondisi tersebut, Rumah Yatim berencana akan melakukan renovasi bangunan hingga menjadi permanen.
Namun, menurut relawan Rumah Yatim, Ali Ridwan, proses renovasi belum berjalan karena terkendala dana yang masih sedang digalang tim. "Kita masih proses untuk penggalangan dana lewat program bantuan madrasah ini. Bisa lewat donasi online Rumah Yatim atau yang lainnya," papar Bang Ali, sapaan akrabnya. (Tulisan ini dikirim oleh Calam Rahmat)