Guru di Jakarta Dilatih Integrasikan Budaya Baca
VIVA.co.id – USAID melalui program PRIORITAS, atau Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students bersama dengan Fakultas Pendidikan Sampoerna University menggelar pelatihan kepada 100 guru dari sekolah dan madrasah di Jakarta yang menjadi mitra Fakultas Pendidikan Sampoerna University.
Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam menerapkan praktik pembelajaran yang efektif di kelas, serta mendorong budaya membaca.
”Fakultas Pendidikan Sampoerna University memiliki visi menyiapkan guru yang profesional dan kompeten. Melalui kerja sama dengan USAID PRIORITAS, kami ingin membekali para guru sekolah mitra dengan sebuah pelatihan untuk meningkatkan pembelajaran aktif. Menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mampu mengembangkan kemampuan literasi mereka. Ketika diaplikasikan dalam pengajaran di kelas, hal ini akan mendukung siswa untuk melatih kemampuan berpikir kreatif, kritis, serta memecahkan masalah,” kata Nisa Felicia PhD, Dekan Fakultas Pendidikan Sampoerna University di sela-sela acara pembukaan pelatihan di Jakarta, Jumat lalu, 28 Juli 2017.
Menurut Stuart Weston, Direktur Program USAID PRIORITAS, pelatihan tiga hari ini akan lebih banyak kegiatan praktik, agar peserta dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013, mengembangkan pertanyaan tingkat tinggi dan lembar kerja, melakukan penilaian autentik, menerapkan literasi lintas kurikulum dalam pembelajaran kelas awal, IPA, matematika, dan mengembangkan budaya baca.
“Para guru juga diberi kesempatan membuat perencanaan pembelajaran yang memuat konten pelatihan dan menerapkannya dalam kegiatan praktik mengajar di kelas. Setelahnya, mereka akan berefleksi bersama fasilitator untuk melihat pembelajaran yang berhasil dan yang perlu diperbaiki agar kualitas pembelajaran menjadi lebih baik lagi,” tutur pria asal Inggris tersebut.
Fathurin Zein, Kepala Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta mengapresiasi kegiatan pelatihan untuk guru-guru di Jakarta ini. Menurutnya, pelatihan ini mendukung para guru agar dapat mengajar siswa untuk memiliki keterampilan abad 21. Seperti berpikir kritis, kreatif, dan memiliki kemampuan literasi yang baik. Jakarta adalah provinsi literasi. Perlu komitmen kita bersama untuk terus meningkatkan kemampuan literasi siswa di Jakarta. Saya meminta guru-guru harus menerapkan hasil pelatihan ini di sekolah,” katanya kepada para guru peserta pelatihan.
Mengacu pada studi “Most Littered Nation in The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016, Indonesia menduduki posisi yang rendah dalam hal minat membaca. Hal ini patut mendapat perhatian mengingat kebiasaan membaca merupakan salah satu modal utama dalam mengembangkan kemampuan berpikir individu.
Melalui program ini, para guru yang mendapatkan pelatihan diharapkan dapat mendiseminasi hasil pelatihan kepada lebih banyak guru lainnya, dan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas belajar siswa di sekolah dan di luar sekolah. (Tulisan ini dikirim oleh Anwar Holil, Jakarta)