Besarnya Cinta untuk Ayah

Ayah dan anak.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Tepat dua puluh tahun silam aku melihat dunia dan bernapas. Aku mendengar suara di sekitarku berbahagia menyambutku. Banyak bisikan doa dan harapan yang diberikan untukku. Aku berharap aku bisa tumbuh besar dan dapat mewujudkan harapan orangtuaku.

Ayah, begitulah panggilan sayangku untuknya. Penuh dengan rasa hormat. Ayah yang selalu terlihat kuat. Tapi, suatu kali pernah aku melihatnya bersedih. Tepatnya di saat aku terbaring lemah ketika aku sakit, tidak berdaya di rumah sakit dan dokter memasukan jarum dan menginfusku dengan berliter-liter darah. Ayah yang selalu mendoakan aku di setiap ibadah salatnya. Tuhan ternyata sayang kepadanya dan mengabulkan doanya. Akhirnya aku pun sembuh.

Ayah selalu memanjakan anak semata wayangnya ini. Sejak aku kecil hingga saat ini masih kurasakan. Ayah mampu membela dan membanggakan aku, bahkan mampu berperang dengan siapa saja yang menggangguku. Ayah adalah orang terdepan yang akan berperang jika ada pria yang melukai dan menodai anak satu-satunya ini. Aku akan menjadi orang yang paling bodoh di dunia jika aku tidak bisa melindungi diriku sendiri dari para orang jahat di zaman yang sudah gila ini.

Ayah akan khawatir di saat aku tidak memberinya kabar setiap hari. Kadang aku merasa risih dan kesal dengan aturan yang satu ini. Tetapi bagaimanapun juga, aku harus melaksanakan dan menurutinya karena aku tahu penyesalan begitu pahit dan aku tidak ingin merasakan itu kelak.

Sedangkan ibu adalah orang pertama yang diperintah ayah untuk menghubungiku. Dan dialah yang selalu membelaku di saat ayah marah kepadaku. Berdosa rasanya jika aku mengecewakan ayah dan ibuku. Aku akan selalu menjadikan mereka sebagai prioritas sampai akhir hayatku.

Jika ada yang menyakiti mereka, maka aku akan menjadi orang pertama yang akan berperang membela mereka, seperti apa yang mereka lakukan kepadaku. Meski sampai saat ini pun aku masih selalu dianggap sebagai putri kecil yang manis seperti belasan tahun yang lalu. Suatu saat aku akan keluar dari rumah yang hangat ini, dan akan ada pria yang memintaku kepada ayah untuk memukhrimkan aku dan tinggal bersamanya. Pasti ayah akan selektif dalam memilih dan menerima pria untuk aku.

Dengan segala perhatian dan nasihatnya, pasti aku akan selalu menerima dan mematuhinya. Ayah akan lebih protektif kepadaku ketika aku dekat dengan pria. Dia selalu ingin kenal dan dekat juga dengan siapapun pria itu. Ayah, aku tidak akan membagi hatiku yang telah aku porsikan cinta khusus untukmu. Yang pastinya jauh lebih besar hanya untukmu ayah.

Ayah tidak akan pernah aku tinggalkan. Jika suatu saat aku akan menemukan pangeran, ayah akan tetap menjadi raja seumur hidupku. Kasih sayang aku akan selalu sama besar dari sejak kecil untuk ayah. Ayah akan selalu aku hormati dan aku junjung tinggi. Terima kasih ayah. Aku akan selalu ada dan menjadikanmu nomor satu. (Tulisan ini dikirim oleh Abnida)