Sugeng Si Putra Asli Ngawi yang Ingin Jadi Wartawan
- U-Report
VIVA.co.id – Seorang pemuda terlihat dari kejauhan. Langkah demi langkah dengan suara hentakan kaki yang tegas menyapa bumi kala itu. Dialah Langgeng Puji, mahasiswa semester 5 yang akrab di sapa Sugeng. Pemuda berperawakan kurus tinggi itu merupakan putra asli daerah Ngawi. Ciri khas kedaerahan di dirinya pun sangat kental melekat erat, seakan tak bisa dipisahkan. Bahasa kedaerahan pun sering ia sajikan dalam dialog bersama teman-temannya. Lantunan-lantunan khas tak asing lagi didengar telinga teman-temannya.
Ia berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di pinggiran kota Jakarta. Jarak yang cukup jauh harus ia tempuh setiap harinya. Macet sudah menjadi makanan sehari-hari yang tidak bisa dilepaskan. Hantaman debu serta teguran matahari selalu menemani perjalanannya menuju kampus seperti teman setia.
Jurnalistik baginya adalah konsentrasi jurusan ilmu komunikasi yang cukup menantang. Dengan belajar mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung di lapangan. Asam manisnya suatu perjuangan baru ia rasakan dalam suatu perjuangan mencari berita. Hinaan bahkan kepalan tangan pasti nantinya akan dia rasakan dan terima, dalam melaksanakan tugas yang cukup mulia itu.
Mencari kebenaran tanpa ada kebohongan sedikit pun dalam menyajikan suatu berita. Itulah yang selalu ia katakan apabila nantinya ia menjadi seorang wartawan. Menurut pemuda berusia 21 tahun itu, bergelut di bidang jurnalistik seperti pribahasa, ‘Sekali berenang dua pulau terlampaui’. Dengan menekuni dunianya itu ia sekaligus dapat mendalami teknik fotografi, agar dapat mendukung suatu berita yang ia buat.
Mendaki gunung adalah tujuan ketika penat akan keramaian kota mulai terasa membebaninya. Untuk mencari ketenangan dan kesunyian dalam hidup. Berteriak dengan lepas di alam liar merupakan kesenangannya untuk melepaskan beban masalah yang mungkin sesaat akan ia lupakan sejenak.
Keramahan yang didapat dalam suatu perjalanan dengan pendaki lain, itulah alasan lain yang membuat ia nyaman di alam liar. Tertawa lepas bersama sahabatnya terkadang menghapus rasa lelah yang menyapa badan. Serta menjaga kekompakan tentunya harus terus ia lakukan untuk suksesnya suatu perjalanan. (Tulisan ini dikirim oleh andribagus27, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Nasional, Jakarta)