Aroma Politik dan Harapan Rakyat

Para menteri hasil reshuffle kabinet jilid dua pada 2016 lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id - Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan dengan adanya reshuffle Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla. Di balik itu semua, tentunya menuai pro dan kontra di publik. Lihat saja Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golongan Karya (Golkar) memilih menyeberang ke Pemerintah.

Dan hal ini dianggap tak sia-sia sebab keduanya menjadi terakomodir dalam  Kabinet Kerja Joko Widodo–Jusuf Kalla. Di sini juga kita bisa lihat bagaimana Jokowi telah melakukan pengingkaran terhadap salah satu janjinya, yaitu tak ada bagi-bagi jatah di kementerian.

Hal ini terlihat dengan munculnya Airlangga Hartarto yang memperoleh jatah untuk mengisi posisi sebagai Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin. Hartarto adalah seorang kader Partai Golkar. Munculnya juga nama Asman Abnur dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga mendapat berkah setelah memutuskan menyeberang ke kubu Pemerintah. Presiden Jokowi memberikan jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Asman Abnur yang merupakan representasi dari PAN. Sementara Yuddy Chrisnandi dicopot dari posisinya.

Tak ada bagi-bagi jatah di Kabinet Kerja ternyata hanya sebatas isapan jempol belaka. Bisa saja Joko Widodo menjadi sasaran empuk masyarakat Indonesia yang telah memilih ia karena janji-janjinya itu. Nah, di sini pula kita bisa melihat bagaimana terlukanya partai-partai sebelumnya yang telah berjuang bersama-sama dalam memenangkan Jokowi di pemilihan presiden kemarin.

Apa hendak dikata, nasi telah menjadi bubur. Semoga saja tak ada yang keliru terhadap kebijakan Persiden Joko Widodo. Inilah gambaran jika di dunia politik itu dalam hitungan detik semua bisa berubah. Kawan terkadang menjadi lawan, dan begitu pun sebaliknya. Dari reshuffle kabinet ini, menggambarkan jika kali ini sang penyeberang alias kutu loncat bisa bertepuk tangan. Sepertinya Presiden kita juga harus belajar etika politik agar terlepas dari gonjang-ganjing tersebut.

Harapan besar saya, agar formasi baru di Kabinet Kerjanya ini bisa membawa pengaruh baru, terutama terhadap persoalan ekonomi khususnya persoalan rupiah di keuangan dunia. Bahkan Joko Widodo sampai memanggil Sri Mulyani untuk kembali ke Indonesia.

Selamat bergabung bagi kutu loncat di Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Kalian menikmati kemenangan yang telah diperjuangkan oleh partai lain sehingga sudah sepatutnya kalian bersyukur dengan mengisi kemenangan itu dengan karya nyata. (Tulisan ini dikirim oleh Abdul Rasyid Tunny, Makassar)