Benarkah Pokemon Go Menjadi Ancaman bagi Negara?
- U-Report
VIVA.co.id – Kehadiran game Pokemon Go saat ini menjadi perhatian khusus oleh seluruh komponen bangsa, tak terkecuali oleh pihak istana. Hal ini terjadi atas adanya pesan berantai yang beredar luas ke publik, yang menyebutkan jika permainan itu dibuat untuk mengumpulkan informasi berupa lokasi melalui gambar atau video yang menjadi latar belakang di dalam permainan itu.
Atas pemberitaan ini tentunya menjadi sangat mengkhawatirkan dan perlu adanya sebuah pengawasan khusus. Seperti apa yang menjadi perhatian Badan Intelijen Negara (BIN) Republik Indonesia. Menurut Kepala Badan Intelijen Negara, Letjen (Purn) Sutiyoso menyampaikan bahwa dalam game tersebut terdapat penggunaan kamera secara real time, maka muncul risiko keamanan jika dimainkan di kantor dan instalasi strategis.
Jika keberadaan game ini tak lebih dari game pada umumnya maka tak ada yang perlu dikhawatirkan. Nah, saat ini ancaman dari keberadaan game ini adalah bukan saja soal kesehatan atau keselamatan, namun sudah melibatkan negara dengan mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masih ingatkah kita tentang penyadapan yang dilakukan oleh Australia melalui kedutaan mereka yang berada di Indonesia? Konon penyadapan itu dilakukan melalui sebuah antena yang dipasang di sana. Selain itu, yang lebih membahayakan karena yang disadap adalah kepala negara di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Indonesia tentunya adalah negera yang mempunyai daya tarik atau magnetik bagi negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan kekayaan alam yang ada di Negara ini membuat pihak asing mempunyai syahwat untuk bagaimana menguasai Indonesia melalui politik dan melalui perang dingin dengan cara-cara yang lebih elegan dan tampak manis.
Untuk bisa menguasai Indonesia tentunya akan lebih mudah jika sudah mempunyai banyak informasi mengenai geografis politik yang berkembang di Nusantara. Sebab untuk mengobrak-abrik Negara ini tidak gampang, sehingga perlu sebuah data yang lengkap untuk kemudian membuat sebuah wacana yang bisa memecahkan kesatuan dan persatuan yang sudah dibangun oleh bangsa.
Keberadaan game ini bisa saja menjadi sebuah langkah awal untuk mengetahui lokasi-lokasi strategis negara seperti pangkalan militer, bahkan sampai kepada godaan untuk meninggalkan pekerjaan sehingga memengaruhi stabilitas ekonomi dan stabilitas keamanan Negara. Di Mesir, nampaknya beberapa media dan Pemerintahan di sana mulai naik pitam dengan game ini.
Apakah Indonesia masih melihat game ini sebagai game pada umumnya, seperti apa yang dibilang oleh Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden Republik Indonesia bahwa tak perlu kita urus game Pokemon ini. Pernyataan tersebut tentunya membuat geram penulis, sebab menurut penulis, Yusuf Kalla ini seperti menganggap remeh keberadaan game ini. Tapiu begitulah Indonesia, tak menyediakan payung sebelum hujan tetapi ketika hujan datang untuk membuka payung saja perlu perdebatan panjang.
Memang agak berlebihan pembahasan penulis tentang hal ini. Namun, penting untuk kita ingat jika dalam kehidupan bernegara dan berbangsa, posisi kita sebagai generasi bangsa wajib hukumnya untuk berada di garda terdepan jika ada pihak lain yang ingin menggerogoti kesatuan dan persatuan yang sudah dibangun dengan darah dan air mata ini. Caranya dengan apa? Tentunya dengan tidak ikut-ikutan menjadi masalah bagi negara karena secara tidak langsung telah ikut memberikan data-data bagi pihak asing. (Tulisan ini dikirim oleh Abdul Rasyid Tunny, Makassar)