Keutamaan Memaafkan di Bulan Ramadan
- U-Report
VIVA.co.id – Memaafkan terkadang menjadi tabiat memalukan dalam diri manusia. Permintaan maaf begitu enggan dilakukan karena egois atau karena merasa sangat benar terhadap apa yang dilakukan. Padahal, maaf dan memaafkan merupakan hubungan manusia dengan manusia. Utang dibayar dengan utang. Hubungan manusia dengan manusia tidak lantas dimaafkan oleh Allah di kemudian hari sebelum manusia bersangkutan mencari maaf kepada orang tersebut.
Bulan Ramadan merupakan satu bulan yang dihiasi dengan keberkahan. Pada bulan ini pula umat Islam diminta untuk saling maaf-memaafkan karena ibadah yang akan dijalankan tidak ada sangkut-paut dengan orang lain. “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun“ Q.S. Al-baqarah ayat 263.
Begitu kuatnya pengaruh permintaan maaf sehingga tidak bisa digantikan dengan harta benda sekalipun. Maaf adalah maaf. Maka dari itu, selama bulan Ramadan ini pula ada beberapa keutamaan memaafkan agar ibadah diterima oleh Allah. Maaf dapat menyucikan hati dan bulan Ramadan adalah bulan di mana umat Islam saling mengejar pahala dan ampunan. Selama bulan ini pula maka hati yang suci sangat diperlukan untuk memudahkan mendapatkan pahala yang sah.
Urusan suci hati tidak hanya berkaitan dengan Allah, namun juga dengan manusia. Salah satu hubungan dengan manusia adalah maaf-memaafkan. Permintaan maaf yang diucapkan akan menyucikan hati si pemberi maaf walaupun di penerima belum tentu mau memaafkan. Namun urusan memaafkan bukan lagi perkara manusia dengan manusia. Asalkan telah diminta maaf, satu utang ini telah terlunasi.
Maaf salah satu jalan memudahkan rezeki. Memang rejeki itu datang dari usaha yang dijalankan, namun bisa jadi berbuat kesalahan kepada satu orang, bisa berakibat salah juga kepada orang lain. Bagaimana jika salah itu terlanjur panjang? Orang-orang memang tidak mendendam namun orang-orang yang pernah disakiti hatinya akan merasa enggan untuk berinteraksi lagi. Bagaimana mungkin orang lain menjalin kerja sama dengan kita, sedangkan kita pada suatu masa telah menyakiti hatinya.
Maka mintalah maaf kepadanya agar hubungan berlanjut dengan baik dan kehidupan yang diharapkan akan matang. Fatal sekali jika hubungan sesama manusia terputus karena masalah perekonomian manusia dengan manusia. Maaf menghilangkan iri hati. Terkadang, kita memang suka sekali iri melihat dapur orang lain.
Misalnya, selama bulan Ramadan di rumah tetangga selalu memasak ayam goreng. Kemudia kita menganggap kalau rumah tersebut telah dihiasi oleh uang haram karena mana mungkin mereka dapat membeli ayam tiap hari. Padahal urusan yang demikian bukanlah urusan kita untuk menguaknya, karena rezeki orang lain tentu berbeda dengan rezeki kita.
Selama bulan Ramadan maka bersihkan hati dari perasaan iri dan dengki ini. Iri dan dengki karena kita tidak mampu mengendalikan emosi dan memaafkan orang lain. Bisa saja kita telah terlalu lama menaruh curiga kepada orang lain karena selalu hidup senang. Meminta maaf untuk menghilangkan rasa iri dan dengki adalah perkara untuk mendapat ketenangan selama beribadah.
Dari tiga keutamaan memaafkan ini, semua memiliki keistimewaan masing-masing. Menjalankannya adalah sebuah keharusan karena urusan manusia tak akan pernah bisa digantikan oleh Allah di hari akhir nanti. Siapkah kita untuk ini? (Tulisan ini dikirim oleh Bairuindra)