Mantan yang Jadi Teman
- Pelangi8
VIVA.co.id – Sudah banyak hal membuktikan kalau bentuk bumi itu adalah bulat. Namun, di zaman dahulu ada juga yang mengatakan kalau bumi itu datar, seperti sebuah meja. Bahkan sudah banyak juga teori yang mengatakan kalau bumi itu bulat. Bentuk bumi yang bulat membuktikan bahwa ke mana pun kita pergi, kita pasti akan bisa menemui orang-orang yang sudah lama tidak kita temui. Baik itu dalam waktu satu bulan, dua bulan, satu tahun, belasan tahun, ataupun selama puluhan tahun.
Mantan? Ada mantan pacar, mantan gebetan, mantan suami atau mantan istri, mantan teman, dan mantan sahabat. Banyak orang yang mendeskripsikan mantan adalah seseorang yang harus kita lupakan, orang yang tidak seharusnya masih berada di dalam pikiran dan kehidupan kita. Ada juga yang mendeskripsikan mantan adalah seseorang yang seharusnya tidak pantas kita temui lagi. Selain itu, ada juga yang mengatakan kalau mantan adalah masa lalu.
Masa lalu? Bagiku mantan itu adalah seseorang yang seharusnya kita jadikan teman. Mau itu mantan teman, mantan sahabat, mantan suami atau mantan istri, termasuk yang terpenting yaitu mantan gebetan dan pacar. Seseorang yang sudah tidak memiliki perasaan, hubungan, dan kontak dengan lawan jenisnya biasanya akan berpendapat kalau lawan jenisnya itu adalah orang yang pantas dibenci, dilupakan, dan tidak seharusnya ditemui lagi.
Namun, prinsip tersebut tidaklah berlaku dan tidak ada di dalam kamusku. Karena aku berpendapat kalau mantan itu bisa dijadikan teman. Berpedoman pada sebuah lagu “Mantan Jadi Teman”, aku tidak pernah membenci yang namanya mantan walaupun aku selalu disakiti dan diselingkuhi oleh mereka.
Masa lalu biarlah masa lalu, yang penting jangan jatuh di dalam lubang yang sama. Itulah prinsip yang telah disalahpahami oleh orang-orang terhadap seseorang yang telah gagal menemani hidupnya di masa depan kelak. Seseorang yang jahat, bisa saja berubah menjadi baik atau bahkan lebih baik dari sebelumnya.
Ketika seseorang telah tersakiti, maka dendam pastinya akan merasuk ke dalam jiwa, termasuk juga hati. Mereka pasti akan bergumam, “Suatu saat aku akan membuat dia menyesal karena telah membuang dan menyia-nyiakan aku.” Membuat dia menyesal karena telah membuang dan menyia-nyiakan kita itu merupakan cara yang salah, walaupun pepatah mengatakan, “Air susu dibalas dengan air tuba.” Sebaiknya jadikanlah “Air tuba dibalas dengan air susu.”
Kejahatan tidaklah harus dibalas dengan kejahatan, tapi hendaklah kejahatan dibalas dengan kebaikan. Jangan dengarkan mereka yang mengatakan, “Ngapain kau masih ingat-ingat dia lagi, sudah jelas dia menyakiti kau dulu”. Kalau sudah dikomentari seperti itu, maka hendaklah menggunakan prinsip “Masuk telinga kanan keluar telinga kiri.”
Kenapa begitu? Kita hendaklah jadi diri kita sendiri, jangan sampai kita terhasut oleh kata-kata yang bisa membuat kita menyesal di hari yang akan datang. Menjadi diri sendiri itu sangatlah wajar, daripada kita harus menjadi orang lain. Dan mengikuti prinsip dari pemikiran kita sendiri itu lebih baik daripada mengikuti prinsip dari pemikiran orang lain.
Pemikiran seseorang itu pasti berbeda, karena itulah aku selalu berpendapat “Orang ya orang, kita ya kita, jangan sampai kita menjadi orang lain, lebih baik jadilah diri kita sendiri”. Diejek bodoh? Bodo amat. Dijauhi? Bagiku, itu adalah kesalahan terbesar buat orang yang menjauhi kita.
Orang yang menjauhi kita itu sangatlah bodoh. Kenapa? Karena setiap orang pasti punya pendapat masing-masing. Tidaklah seorang dengan seseorang lainnya memiliki pendapat yang sama. Ibaratkan seperti saat kita membeli nasi goreng, yang pedas karetnya dua dan yang tidak pedas karetnya satu. (Tulisan ini dikirim oleh Ridhoadhaarie)