Tidak Ada Kata Menyerah di dalam Kamus Hidupku

Ilustrasi
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Orang-orang selalu berkata di belakangku, “Itu orang buang-buang waktu saja, ngetik di warnet, jelas-jelas warnet itu untuk main game.” Aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran mereka. Mereka hanya sibuk main, main, dan main. Mungkin benar apa yang mereka katakan, aku juga berpikir begitu. Namun, aku tidak pernah berpikir apa yang aku lakukan di warnet adalah hal yang sia-sia dan hanya buang-buang waktu saja. Malah aku berpikir ini adalah caraku agar meraih sebuah nama lalu aku bisa dihargai, dikenal dan disegani di Indonesia.

Warnet dibuka dengan segala kelebihan yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang. Ada yang untuk bermain game, mencari uang dengan segala cara, mau itu cara yang baik atau pun buruk. Namun, di sisi lain ada juga mereka yang memanfaatkan warnet itu untuk mencari kesuksesan. Contohnya saja aku.

Di rumah aku tidak punya koneksi internet, wifi ataupun apa-apa yang bisa digunakan untuk online. Karena ada warnet, mendingan aku gunakan saja warnet untuk mencari kesuksesan. Selagi ada peluang untuk mencari uang dengan cara yang baik. Karena kalau ada niat pasti ada jalan. Kalau yang lain sibuk main game, berjudi poker, dan lain-lainnya, aku malah sibuk menulis. Terkadang aku juga suka dikatain bodoh dan enggak bisa diajak senang.

Dikatakan seperti begitu, aku hanya diam. Namun, di dalam hatiku berkata, “Sekarang aku bersusah payah, namun suatu saat aku akan bersenang-senang.” Mungkin sekarang aku bersusah payah, namun aku yakin suatu saat aku akan bisa bersenang-senang dan berbangga-bangga dengan apa yang telah aku raih, capai dan dapatkan. Sedang mereka? Sekarang mereka bersenang-senang, suatu saat mereka belum tentu bisa bersenang-senang juga.

Bermain game terus-menerus dapat merusak yang namanya sistem saraf, walaupun banyak yang bilang dengan bermain game bisa membuat seseorang menjadi pintar, lebih pintar dari seseorang yang jarang bermain game. Namun, percayalah, tidak semua orang yang pintar bisa jadi sukses. Contohnya saja aku. Dulu aku pintar, walaupun aku jarang masuk ranking 10 besar di kelas. Namun, aku bisa berpikir cepat, menghafal sebuah kata yang sulit, memikirkan ide-ide yang menarik. Gagasan dan wawasanku pun cukup luas dengan segudang masalah yang aku alami selama 20 tahun hidup di dunia ini. Namun, aku kurang beruntung dalam berkata.

Setiap perkataan dan apa yang aku lakukan selalu dianggap adalah hal yang bodoh oleh orang-orang. Padahal kalau dipikir-pikir kembali, apa yang aku lakukan dan pikirikan itu adalah hal yang bermanfaat untuk aku dan mereka juga. Kalau saja mereka mau mendukungku, percaya padaku, dan tidak mengata-ngataiku dengan kata-kata yang tidak enak di telingaku ini, mungkin aku bisa saja membawa mereka ke arah kesuksesan.

Apakah bermain game bisa sukses? Bisa. Namun, presentasi keberhasilan itu hanya 20 persen. Lalu bagaimana sisanya? Yang 80 persen itu hanyalah untung-untungan atau faktor keberuntungan. Biasanya mereka yang suka menyerah dan cepat putus asa tidak akan bisa berhasil. Namun ada juga mereka yang suka menyerah dan cepat putus asa bisa sukses. Caranya? Tidak ada cara, tapi hanya untung-untungan atau itu memang sudah menjadi takdir orang tersebut bisa berhasil. Jika semua usahaku ini gagal, maka suatu saat aku tidak akan pernah menyerah dan langsung putus asa, karena tidak ada kata menyerah di dalam kamus kehidupanku. (Tulisan ini dikirim oleh Ridhoadhaarie)