Tenanglah, Ambil Hikmah dan Rasakan Nikmatnya
- U-Report
VIVA.co.id – Aku memang bukan anak kecil yang tak seharusnya menangis saat ada orang yang mengata-ngatai hal sepele pada dirinya, tapi tolonglah gunakan hati. Apakah orang dewasa tak memiliki perasaan jika sesuatu terjadi padanya terasa begitu menyakitkan?
Tak apalah kamu menghinaku sepuasmu. Tak akan sepatah katapun aku membalasmu. Cukuplah Allah yang maha melihat setiap amalan hamba-Nya. Aku menangis karena terasa begitu sakit. Namun, bukan kata maaf yang kudengar, kamu malah menambah cercaanmu dan salahkan tangisanku. Aku yang tersakiti, aku jugalah terdakwanya. Di manakah logika dan hatimu saudaraku? Oh, Robb, ampunilah aku.
Memang banyak bantuan yang kudapatkan selama hidup di kampung berkumpul dengan dulur-dulur. Tapi sepertinya aku lebih baik memilih hidup susah mencari karunia-Nya dengan jerih payah sendiri, daripada aku merasa berhutang budi dan membayarnya dengan harus merelakan diri mendengar kata-kata yang menyakitkan. Tidaaakk!! Sekali lagi maaf. Terima kasih.
Siapapun di dunia ini pasti mendambakan ruang bahagia. Dan bagiku, hati itulah tempatnya. Izinkan aku tenang dalam kedalaman sungai yang tak terjangkau oleh gelora arus yang menghanyutkan setiap hembusan insang dan nafas yang menghirup harapan damai.
Bergerak cepat pun tak berarti sirip mahir berenang. Bertahan dalam hantaman arus bukan pula tolak ukur ketangguhan jiwa. Pejuang itu tak harus berlari melawan arus yang mungkin ujungnya tak pernah diketahui. Izinkan aku temukan hakikat tanpa harus terlihat para mata yang hanya mampu melihat sesuatu pada bentuk jasad saja. (Tulisan ini dikirim oleh Osye_senjakoe)